Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seoul Desak Pyongyang Segera Gelar Pertemuan Antar-Korea Keempat

Kompas.com - 20/06/2019, 14:44 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON, KOMPAS.com - Korea Selatan mendesak kepada Korea Utara untuk dapat segera kembali menggelar pertemuan puncak antara Presiden Moon Jae-in dengan Kim Jong Un.

Berbicara di Washington, usai menghadiri acara Dewan Atlatik, Perwakilan Khusus Korea Selatan untuk Urusan Perdamaian dan Keamanan Semenanjung Korea, Lee Do-hoon, menyerukan agar pertemuan puncak keempat antara dua Korea dapat segera digelar.

"Saya mendesak kepada Korea Utara untuk menanggapi undangan luar biasa Presiden (Korea Selatan) Moon (Jae-in) untuk mengadakan KTT antar-Korea, jika mungkin, sebelum kunjungan Presiden Donald Trump ke Korea pekan depan," ujar Lee.

Trump telah dijadwalkan berkunjung ke Seoul pekan depan untuk bertemu dengan Presiden Moon, usai pertemuan G20 di Jepang.

Baca juga: Susul China dan Rusia, Korsel Juga Kirim 50.000 Ton Beras ke Korea Utara

Pertemuan tersebut guna melanjutkan pembicaraan sejak pertemuan puncak Kim dengan Trump di Hanoi, Vietnam, yang gagal mencapai kesepakatan.

Korea Utara berulang kali tidak menanggapi permintaan dari AS maupun Korea Selatan pascaperetmuan di Hanoi, Februari lalu, meski Trump mengaku pekan lalu, bahwa dia telah menerima sebuah surat dari Kim Jong Un.

Trump juga mengaku merasakan sesuatu yang positif bakal terjadi dengan Pyongyang, tetapi tidak memberikan rincian dan alasan mengapa pihaknya tidak terburu-buru untuk membuat kesepakatan.

Sementara itu, Perwakilan Khusus AS untuk Korea Utara Stephen Biegun kembali menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak memiliki prasyarat untuk perundingan baru dengan Korut.

Biegun mengingatkan jika Washington tetap "terbuka" untuk negosiasi, dan AS bersedia untuk membahas semua komitmen yang dibuat kedua pemimpin negara saat pertemuan pertama di Singapura tahun lalu, termasuk menjamin keamanan untuk Korea Utara.

Akan tetapi Biegun menekankan bahwa kemajuan dalam pembicaraan akan membutuhkan langkah-langkah denuklirisasi yang penting dan dapat diverifikasi dari Korea Utara.

Biegun, dalam sebuah komentar publik yang jarang, mengatakan baik Washington maupun Pyongyang memahami perlunya bersikap lebih fleksibel dalam perundingan nuklir lebih lanjut.

Baca juga: Korsel Akui Sulit Gelar Pertemuan dengan Korea Utara pada Bulan Ini

Namun pihaknya juga menekankan bahwa negosiator tingkat kerja Korea Utara harus mendapat kewenangan untuk membahas denuklirisasi, sesuai yang tidak terjadi menjelang pertemuan di Hanoi.

"Kami siap mendukung setiap inisiatif penuh yang dicapai oleh dua pemimpin kami, walau demikian kami harus membahas semuanya," ujar Biegun.

"Kami tidak dapat membuat kemajuan tanpa langkah-langkah yang penting dan dapat diverifikasi dari denuklirisasi. Ini benar-benar intinya dan yang menghasilkan momen untuk memulai," lanjutnya.

Biegun menambahkan, meski saat ini tidak ada pembicaraan antara tingkat kerja dengan Korea Utara sejak pertemuan kedua di Hanoi, kedua pemerintahan terus melakukan komunikasi.

Baca juga: Utusan AS Kunjungi Korsel, Pyongyang Kembali Tembakkan Proyektil

"Pintu terbuka lebar untuk negosiasi dan kami berharap dalam waktu yang tidak terlalu lama akan dapat terlibat kembali dalam proses ini secara substantif," kata dia.

Biegun mengakui, meski telah lebih dari satu tahun keterlibatan dengan Korea Utara, kedua pihak masih tidak memiliki definisi yang disepakati tentang "denuklirisasi".

"Kami menganggap bahwa titik awal yang sangat penting. Bahwa kami tidak akan pernah sampai ke tujuan jika tidak tahu ke mana kita harus pergi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com