Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Juergen Habermas di Usia 90 Tahun: Pemikir Kritis yang Pantang Diam

Kompas.com - 19/06/2019, 17:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Berdasarkan preposisinya, landasan normatif sebuah masyarakat terletak pada bahasa dan sebagai alat komunikasi, debat memungkinkan terjadinya aksi sosial.

Dia pun mendukung adanya argumentasi rasional yang menggambarkan "situasi perckapan ideal" di mana setiap orang bebas untuk terlibat dalam diskursus demokrasi.

Setiap tulisan Habermas menggambarkan kedalaman tulisan dan gayanya yang elegan. Meski begitu, dibutuhkan kesabaran guna menjabarkan mahakaryanya.

Baca juga: Sosiolog hingga Ahli Bahasa Akan Bersaksi di Sidang Ratna Sarumpaet

Teori Habermas kemudian menjadi inspirasi bagi pergerakan pelajar yang terjadi pada 1968. Para pelajar melihat Habermas sebagai mentor spiritual mereka.

Meski begitu, Habermas tetap melakukan analis terhadap perubahan masyarakat. Ketika kebangkitan pelajar mulai menunjukkan radikalisme, dia tak segan menolaknya.

Dalam tulisan Hendra Pasuhuk, Habermas memperingatkan bahwa konsep "polarisasi berbagai cara" yang dilakukan pelajar hanyalah strategi yang bakal membawa sengsara.

Karena keputusanya yang menentang aksi mempropagandakan kekerasan demi melakukan perubahan itulah, banyak aktivis kiri yang mulai mengambil jarak dari Habermas.

Sampai usianya menapak 90 tahun, Habermas masih sering terlibat dalam polemik dan debat tentang etika serta kebebasan, Dia pendukung setia solusi melalui dialog dan komunikasi.

Dia selalu mengikuti setiap perubahan masyarakat dengan sikap kritis. Ketika di Jerman muncul diskusi tentang pembatasan suaka, dia mengecamnya sebagai "mental chauvis penuh kemakmuran".

Dia juga dikenal sebagai pemikir yang kritis dalam urusan agama. Antara lain terjadi ketika dia membuka konferensi "Agama dan Masyarakat Post-Sekular" di Roma pada 2007.

Saat itu, dia memperingatkan akan dampak kapitalisme dan membela apa yang dia sebut sebagai "Solidaritas Langka" yang bisa punah jika tidak dipertahankan.

Baca juga: Banyak Pengendara Motor Langgar Aturan Merokok, Ini Kata Sosiolog

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com