Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Juergen Habermas di Usia 90 Tahun: Pemikir Kritis yang Pantang Diam

Kompas.com - 19/06/2019, 17:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

DUSSELDORF, KOMPAS.com - Pada Rabu kemarin (18/6/2019), filsuf dan sosiolog asal Jerman Juergen Habermas tepat berusia 90 tahun. Di usia yang begitu senja, dia menolak untuk diam.

Meski usianya bakal mendekati satu abad, Habermas tetap aktif. Ketika pemilu Eropa berlangsung Mei kemarin, Habermas berkampanye menentang pemikiran nasionalisme sempit.

Selain itu, dia juga aktif menulis. Dilaporkan Deutsche Welle, dia menulis buku terbaru berjudul Auch eine Geschichte der Philosophie (Juga Sejarah Filsafat).

Baca juga: Ini Filsafat Tiongkok yang Pengaruhi Gaya Kepemimpinan Prabowo

Dalam buku setebal 1.700 halaman yang rencananya dirilis September mendatang itu mengulas tak hanya filsafat sejak zaman dahulu. Namun juga perannya di masyarakat.

Secara jelas, Habermas berusaha memberi sebuah gambaran besar. Ilmuwan yang pernah menjadi jurnalis ini selalu siap terlibat dalam debat sosial utama.

Sekelumit Perjalanan Hidupnya

Habermas lahir di Dusseldorf pada 1929. Dia pernah menimba ilmu di Universitas Bonn, dengan disertasi tentang filsuf Jerman Friedrich Wilhelm Joseph Schelling.

Namun, namanya dikenal luas setelah belajar di Institut Penelitian Sosial di Frankfurt am Main, atau dikenal juga sebagai sekolah yang melahirkan Mahzab Frankfurt.

Dia merupakan generasi kedua dari penganut teori sosial kritis Frankfurt. Adapun generasi pertama melahirkan filsuf seperti Theodor Adorno atau Max Horkheimer.

Disertasi berjudul Strukturwandel der Öffentlichkeit (Transformasi Struktural Ruang Publik) yang ditulis pada 1961 dianggap sebagai landasan pemikirannya.

Sejak masa muda, dia dikenal aktif menulis di berbagai media, bekerja sebagai jurnalis, maupun penulis. Menikah dengan Ute Wesselhoeft, Habermas dikaruniai tiga anak.

Baca juga: Biarawan Demo Tuntut Polisi Tangkap Pembunuh Mahasiswa Filsafat

Habermas dan Pemikiran Kritisnya

Sejak muda, Habermas dikenal sebagai sosok yang menolak adanya fanatisme dan konflik. Dia berusaha memecahkan "perang besar" melalui dialog.

Pemecahan itu melahirkan buku Theorie des komunikativen Handelns (Teori Tindakan Komunikatif) di mana dia mengulas mulai dari filsuf seperti Adorno hingga sosiolog seperti Emile Durkheim.

Dia memperkenalkan konsep "opini publik" yang mulai muncul di Inggris pada abad ke-17. Namun konsep itu mulai marak dan berkembang luas di Perancis pada abad 18.

Dia mengembangkan konsep maupun teori tentang komunikasi rasional. Yakni menempatkan rasionalitas di struktur komunikasi interpesonal daripada struktur besar atau kosmos.

Teori sosial inu bermuara kepada "emansipasi manusia" seraya mempertahankan kerangka moral universal dengan bertumpu kepada argumen bernama "pragmatisme universal".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com