Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: Indonesia Ikut Bertanggung Jawab dalam Pertumbuhan Populasi Dunia pada 2050

Kompas.com - 19/06/2019, 05:05 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com — Populasi dunia diperkirakan bakal bertambah sekitar 2 miliar jiwa dalam tiga dekade mendatang, menurut laporan PBB.

Dalam laporan bertajuk "Prospek Populasi Dunia 2019" yang dirilis oleh Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial (DESA) PBB, pada Senin (17/6/2019), jumlah penduduk dunia akan meningkat dari 7,7 miliar menjadi 9,7 miliar pada 2050.

"Populasi dunia kemudian dapat tumbuh mencapai 11 miliar pada 2100," tulis laporan PBB dikutip AFP.

Dari pertambahan populasi sebesar 2 miliar dalam tiga dekade mendatang itu, disebutkan dalam laporan PBB bahwa lebih dari setengahnya akan berasal dari hanya sembilan negara, termasuk Indonesia.

Menurut laporan, pertambahan populasi terbesar akan terjadi di India, yang diproyeksikan bakal bertambah 273 juta jiwa. India bahkan disebut bakal melampaui populasi China pada akhir abad ke-21.

Baca juga: Disodori Laporan PBB soal Pemanasan Global, Begini Reaksi Trump

China diperkirakan akan mengalami penyusutan populasi penduduk hingga 31,4 juta jiwa dari 2019 hingga 2050.

Dengan populasi China diperkirakan mencapai 1,1 miliar penduduk pada 2100, India pada saat yang sama diperkirakan sudah akan memiliki 1,4 miliar penduduk.

Di belakang India, Nigeria diperkirakan juga akan mengalami pertambahan jumlah penduduk hingga 200 juta jiwa pada 2050.

Setelahnya, tujuh negara lain yang akan berperan dalam pertumbuhan populasi dunia selama 30 tahun ke depan adalah Pakistan, Etiopia, Tanzania, Indonesia, Republik Demokratik Kongo, Mesir, dan AS.

Namun, disebutkan, lompatan terbesar dalam populasi penduduknya diyakini akan dialami negara-negara Afrika sub-Sahara, yang diperkirakan dapat mencapai dua kali lipat pada 2050.

"Banyak pertumbuhan populasi tercepat dirasakan negara-negara miskin tempat pertumbuhan populasi akan menjadi tantangan tersendiri," ujar Wakil Sekjen DESA Liu Zhenmin.

Meski menunjukkan peningkatan jumlah penduduk yang luar biasa, pertumbuhan populasi dunia disebut akan melambat dan akhirnya terhenti.

Baca juga: PBB: 3,3 Juta Orang Melarikan Diri dari Krisis di Venezuela sejak 2016

Hal tersebut seiring dengan rata-rata jumlah kelahiran yang terus menurun. Rata-rata jumlah kelahiran per wanita saat ini adalah 2,5. Angka tersebut pada 2050 diproyeksikan turun menjadi 2,2 pada 2050.

Saat tingkat kelahiran perempuan di dunia menyentuh level 2,1 per wanita, hal itu dianggap hampir tidak mencukupi untuk dapat mempertahankan populasi.

Laporan tersebut juga memuat perkiraan bahwa 27 negara atau wilayah di dunia telah mengalami penurunan pertambahan penduduk sebesar 1 persen dibandingkan populasi pada 2010.

Penurunan tersebut disebutkan karena tingkat kesuburan warga yang cukup rendah.

Sementara di negara-negara, seperti Belarus, Estonia, Jerman, Hongaria, Italia, Jepang, Rusia, Serbia, dan Ukraina, jumlah kematian yang terjadi telah melebihi jumlah kelahiran, menyebabkan populasi penduduknya semakin menurun.

Meski demikian, kehilangan populasi penduduk tersebut akan diimbangi dengan masuknya para migran.

Baca juga: Laporan PBB: Biodiversitas Hutan Terancam Banyak Faktor, Apa Saja?

Laporan PBB juga memproyeksikan pertumbuhan harapan hidup secara umum, termasuk di negara-negara miskin, di mana saat ini tujuh tahun lebih rendah dari rata-rata global.

Harapan hidup rata-rata global harus mencapai 77,1 tahun pada 2050 dibandingkan 72,6 tahun pada saat ini. Pada 1990, harapan hidup rata-rata adalah 64,2 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com