WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan negara akan memindahkan jutaan migran ilegal ke negara ketiga mulai pekan depan.
Trump menyebut saat ini pihaknya tengah bersiap untuk menandatangani kesepakatan dengan Guatemala sebagai negara ketiga yang aman.
"Pekan depan ICE (Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS) akan memulai proses pemindahan jutaan orang asing ilegal yang secara salah menemukan jalan mereka memasuki Amerika Serikat," tulis Trump di Twitter, Senin (17/6/2019).
Dia menambahkan, Guatemala telah bersiap untuk menandatangani perjanjian sebagai negara ketiga yang aman, sebuah pakta di mana migran yang memasuki wilayah Guatemala harus mengajukan permohonan status pengungsi di negara itu dan bukan di AS.
Baca juga: Demi Tangkal Migran Ilegal, Presiden Meksiko Berniat Jual Pesawat Kepresidenan
AS sebelumnya disebut tengah menghadapi lonjakan kedatangan migran dari Guatemala dan negara-negara miskin di Amerika Tengah lainnya, yang melarikan diri dari kekerasan geng.
Jumlah migran tersebut telah melampaui kemampuan otoritas AS untuk secara sementara menyediakan perlindungan dan memprosesnya.
Next week ICE will begin the process of removing the millions of illegal aliens who have illicitly found their way into the United States. They will be removed as fast as they come in. Mexico, using their strong immigration laws, is doing a very good job of stopping people.......
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) June 18, 2019
Trump sempat menyebut kedatangan para migran ilegal tersebut sebagai invasi dan telah menjadikan pertarungan melawan migrasi ilegal sebagai permasalahan penting dalam pemerintahannya.
Sebelumnya, Washington telah menyampaikan tidak akan menawarkan bantuan lagi ke El Salvador, Guatemala, maupun Honduras, kecuali ketiga negara itu mengambil "tindakan konkret" untuk mencegah migran tanpa berdokumen menuju AS.
Untuk tahun fiskal 2019, dana sebesar 370 juta dollar AS (sekitar Rp 5,3 triliun) awalnya direncanakan bakal dialokasikan untuk prioritas kebijakan luar negeri lainnya
"Kami tidak akan menyediakan dana baru untuk program-program di negara-negara itu sampai kami puas pemerintah Segitiga Utara mengambil tindakan nyata untuk mengurangi jumlah migran ilegal yang datang ke perbatasan AS," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Morgan Ortagus, dikutip AFP.
Baca juga: Diancam Trump, Meksiko Kirim 6.000 Tentara Tangkal Migran ke Guatemala
Di bawah kesepakatan antara AS dan Meksiko bulan ini, untuk menghindari ancaman sanksi tarif, Meksiko setuju untuk mengerahkan 6.000 Pengawal Nasional guna memperkuat perbatasan selatan.
Selain itu Meksiko juga akan memperluas kebijakan mengambil kembali migran ketika Amerika Serikat memproses klaim suaka mereka.
"Meksiko menggunakan hukum imigrasi mereka yang kuat, melakukan pekerjaan yang sangat baik untuk menghentikan orang jauh sebelum mereka tiba di Perbatasan Selatan kami," kata Trump.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.