Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Wifi Dimatikan, Pecandu Game Online Coba Racuni Orangtuanya

Kompas.com - 18/06/2019, 14:20 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Mirror

BANGKOK, KOMPAS.com - Menyukai sesuatu secara berlebihan alias kecanduan merupakan hal yang bisa merugikan banyak orang, termasuk kecanduan game.

Inilah yang terjadi pada Sak Duanjan (29), seorang pria warga Sisaket, wilayah timur laut Thailand.

Beberapa hari lalu, Sak Duanjan pulang ke rumah dalam kondisi mabuk.

Setibanya di rumah, Sak malah langsung memainkan game di ponselnya dengan volume amat kencang sehingga mengganggu orangtuanya yang tengah tidur.

Baca juga: Militer Irak Sebut Banyak Tentaranya Kecanduan Game Online PUBG

Ayah tirinya, Chakri Khamruang (52) akhirnya terbangun dan sebagai upaya menghentikan Duanjan bermain game online, dia mematikan wifi.

Begitu wifi di rumah itu mati dan membuatnya tak bisa bermain, Sak amat marah. 
Dia memaki-maki ayah tirinya dan memukuli dinding rumah.

Chakri mengatakan, dia tak punya pilihan lain selain menampar Duanjan demi menenangkannya.

Masalah nampaknya selesai ketika Sak akhirnya masuk ke dalam kamar dan tidur.

Namun, keesokan harinya, sang ibu Suban Duanjan (51) menemukan pestisida yang tak larut dalam air sumur di kebun milik keluarga.

Suban menemukan pestisida di dalam sumur itu saat akan mengambil air untuk memasak beras.

Suban amat terpukul karena yakin pestisida itu dibubuhkan Sak yang hendak membunuh dia dan suaminya.

"Saya melihat putra saya turun dan memasukkan sesuatu ke dalam toples sekitar pukul 02.00 dini hari," kata Suban.

"Saya tanya apa yang dia lakukan, tetapi dia diam saja dan balik ke kemar. Jadi saya biarkan saja dan kembali tidur," ujar Suban.

Suban menambahkan, putranya itu memang mudah marah dan sebagai orangtua dia selalu berusaha mengatasinya.

"Namun, kali ini dia sudah keterlaluan," kata Suban yang memutuskan memanggil polisi untuk meminta pertolongan.

Kepada polisi, Sak mengaku dia memang menaruh pestisida di sumur keluarga karena dia geram setelah dilarang bermain game online.

"Kami ingin pemerintah membawanya untuk rehabilitasi karena kami tak ingin hidup dalam ketakutan dia akan mengulangi perbuatannya," ujar Suban.

Baca juga: Kalah Main Game, Anak Taipan Usia 14 Tahun Bunuh Temannya Pakai Pisau

"Dia terlalu banyak memainkan ponselnya. Saya kira itu yang membuatnya tertekan," tambah dia.

"Sekarang dia sudah dewasa sehingga semakin sulit untuk dihentikan. Sehingga kami meminta bantuan," Suban menegaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Mirror
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com