Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekerja di NASA hingga Dikudeta Saat Jadi Presiden, Ini 5 Fakta Muhammad Mursi

Kompas.com - 18/06/2019, 13:35 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Presiden kelima Mesir Muhammad Mursi dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit pada Senin (17/6/2019). Mursi tutup usia setelah pingsan di ruang persidangan saat memberikan keterangan dalam kasus hukum yang dialaminya.

Menjabat sekitar setahun sejak 30 Juni 2012 hingga 3 Juli 2013, Mursi dituduh terlibat kasus pembobolan penjara dan kekerasan terhadap polisi saat Revolusi Mesir 2011 yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak.

Posisi hukum Mursi mengalami perubahan, vonis hukuman mati atau penjara seumur hidup yang diterimanya dibatalkan oleh pengadilan pada 2016. Pengadilan baru pun digelar untuk Mursi.

Hal ini berbeda dengan beberapa terpidana lain di kasus ini, yang tidak mendapatkan perubahan vonis hukuman. Sebagian bahkan telah dieksekusi mati pada 2015.

Lalu apa saja cerita di balik sosok Muhammad Mursi semasa hidupnya? Berikut lima fakta yang berhasil dihimpun.

1. Pernah tergabung di NASA

Diketahui dari biografi singkat Mursi yang diterbitkan Britannica.com, Mursi pernah menyelesaikan pendidikan doktoral bidang teknik di Univerity of Southern California pada 1982. Dia kemudian menjadi pengajar di sana hingga 1985.

Selain menjadi dosen, selama tiga tahun di Amerika Serikat, Mursi juga sempat bekerja di lembaga antariksa Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration (NASA). Ia ditempatkan di bagian pengembangan mesin untuk program pesawat ulang-alik.

Melihat riwayat pendidikannya, Mursi merupakan seorang sarjana teknik dari Cairo University, Mesir. Ia  kemudian melanjutkan pendidikan masternya dengan mengambil jurusan Teknik Metalurgi di kampus yang sama.

Baca juga: Mantan Presiden Mesir Mohamed Morsi Meninggal di Tengah Persidangan

2. Tokoh Ikhwanul Muslimin

Politisi kelahiran 20 Agustus 1951 ini bergabung dan aktif sebagai anggota kelompok Islam di Mesir, Ikhwanul Muslimin.

Namun, karena kelompok yang ia ikuti dilarang di Mesir yang merupakan negara asalnya, maka Mursi mencalonkan diri dan terpilih sebagai anggota parlemen pada 2000 lewat jalur independen. Jabatan ini ia pegang hingga 2005.

Selanjutnya Mursi ditunjuk sebagai badan eksekutif tertinggi organisasi, Biro Bimbingan Ikhwanul Muslimin. Setahun setelahnya, ia justru dipenjara selama tujuh bulan karena dianggap terlibat dalam protes pembentukan pengadilan independen di Mesir.

Tidak hanya itu, ia juga harus ditahan atas tuduhan terlibat dalam aksi protes yang memaksa presiden sebelumnya, Husni Mubarak, untuk turun pada 2011. Mubarak jatuh akibat Revolusi Mesir 2011 yang berpusat di Alun-alun Tahrir atau Tahrir Square.

3. Terpilih menjadi presiden

Saat pemilihan presiden Mesir dilakukan, Ikhwanul Muslimin berpartisipasi dalam pemilu dan mengubah nama menjadi Freedom and Justice Party atau Partai Kebebasan dan Keadilan.

Di sana Mursi maju  menjadi calon setelah kandidat sebelumnya, Khayrat al-Shater didiskualifikasi dari pencalonan.

Pada Pemilu 2012, Mursi memenangkan pemilu dengan mengantongi 51,7 persen suara dan mengalahkan pesaingnya, Ahmad Shafiq yang merupakan perdana menteri di bawah Mubarak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com