Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Meninggal, Mantan Presiden Mesir Sebut Punya "Banyak Rahasia"

Kompas.com - 18/06/2019, 08:46 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

KAIRO, KOMPAS.com - Mantan Presiden Mesir Mohamed Morsi meninggal dunia ketika menjalani persidangan atas tuduhan melaukan spionase hadir sebelum jatuh pingsan.

Berbicara dari sebuah ruangan kaca, presiden berusia 67 tahun itu mengatakan di sidang dia mempunyai "banyak rahasia" yang ingin dia ungkapkan.

Dilansir Sky News Senin (17/6/2019), beberapa menit setelah itu dia pingsan dengan sumber medis kepada televisi nasional berkata Morsi terkena serangan jantung.

Baca juga: Mantan Presiden Mesir Mohamed Morsi Meninggal di Tengah Persidangan

Sidang yang digelar di gedung pengadilan Penjara Tura Kairo merupakan bagian dari tuduhan spionase yang berkaitan dengan kelompok militan Palestina Hamas.

Pengacara yang mewakili Morsi mengungkapkan, kliennya itu "tenang dan teratur" jelang sidang". Dia merangkum berbagai argumen mereka sebelum sidang digelar.

"Dalam pengadilan khusus itu, dia bersikukuh bahwa dia merupakan presiden republik ini," terang si pengacara. Penyelidikan pun dilaporkan mulai digelar.

Dalam keterangan resminya, Kantor Jaksa Agung Mesir mengatakan mereka bakal memeriksa setiap kamera pengawas di gedung dan melakukan pemeriksaan post-mortem ke jenazahnya.

Morsi mendapatkan pengaruh setelah menjadi pemimpin Ikhwanul Muslimin sebelum menjadi presiden pertama Mesir yang terpilih secara demokrasi pada Juli 2012.

Pemerintahannya hanya berlangsung satu tahun. Dia digulingkan oleh Presiden Abdel Fattah el-Sisi menyusul gelombang aksi protes di seantero Mesir.

Sejak kudeta itu, Morsi kini menjalani penahanan dengan Ikhwanul Muslimin ditetapkan sebagai organisasi terlarang. Kondisi Morsi kerap jadi pemberitaan utama.

Putra Morsi, Ahmed, sebelumnya berbicara bahwa kondisi kesehatan ayahnya mengalami penurunan dengan otoritas "mengacuhkan" apa yang jadi kebutuhannya.

Anggota Ikhwanul Muslimin cabang London Mohammed Sudan mengatakan, kematian Morsi dia sebut sebagai "pembunuhan berencana". Sebab, dia ditempatkan di ruangan kaca.

Sudan menuturkan sang mantan presiden tidak menerima kunjungan dari keluarganya hampir selama setahun. "Dia juga mengeluh tidak mendapat obat. Ini jelas pembunuhan terencana," kecamnya.

Human Rights Watch menyatakan mereka sudah "memprediksi" kejadian tersebut setelah pemerintah "gagal" menyediakan segala kebutuhan dari Morsi.

Baca juga: Sampaikan Dukacita, Erdogan Sebut Morsi sebagai Martir

HRW merujuk kepada laporan yang dibuat dua tahun silam, di mana perlakuan yang diterima Morsi selama dalam penahanan terkesan "kejam dan tidak manusiawi".

Dalam twit-nya, Amnesty International mendesak pemerintah untuk menyelidiki kematian mendadak Morsi, serta kondisi seperti apa yang diterimanya di penjara.

"Kami meminta aparat Mesir untuk menginvestigasi secara transparan kematian Morsi termasuk penjara dan isolasinya dari dunia luar," kata Amnesty.

Ucapan dukacita datang dari pemimpin negara Arab. Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani dalam kicauannya menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Mesir.

Kemudian Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Morsi adalah "saudaranya" dan "martir", serta menyampaikan dukacita kepada masyarakat Mesir.

Baca juga: Pengadilan Banding Mesir Batalkan Hukuman Mati atas Morsi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com