Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lindungi Ternak Warga, Pemerintah Perancis Terjunkan "Brigade Serigala"

Kompas.com - 17/06/2019, 13:33 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com - Peternak domba di Taman Nasional Mercantour di Pegunungan Alpen melaporkan tiga serangan serigala yang memangsa domba di siang hari.

Laporan tersebut segera ditanggapi pemerintah Perancis dengan menurunkan Brigade Serigala ke kawasan taman nasional yang berbatasan dengan Italia itu, pada awal bulan ini.

Serigala abu-abu, yang sempat hampir punah akibat perburuan pada awal abad ke-20, sejak 1992 telah kembali muncul di Perancis, tepatnya di pegunungan Alpen dan datang dari Italia.

Setelah hampir 20 tahun sejak kemunculannya kembali, populasi serigala di Perancis bertumbuh dengan cepat.

Lembaga Perburuan dan Margasatwa Nasional (ONCFS) memperkirakan dari 360 ekor serigala dewasa tahun lalu, kini telah menjadi 530 ekor. Angka itu diperoleh dari informasi yang dikumpulkan oleh 4.000 pengamat di seluruh penjuru negeri.

Baca juga: Populasi Melonjak, Perancis Tambah Kuota Perburuan Serigala

Seiring dengan peningkatan populasi serigala, laporan serangan predator ini terhadap hewan ternak juga meningkat drastis, hingga 3.674 serangan pada tahun 2018, sebagian besar mengincar domba.

Menghadapi protes dari para peternak, pemerintah telah mengumumkan rencana untuk menaikkan kuota perburuan serigala hingga dua kali lipat, dari 53 ekor pada tahun ini menjadi sekitar 100 pada tahun depan.

"Kita sekarang tidak lagi menganggap serigala sebagai spesies yang berisiko punah," kata Menteri Pertanian Didier Gullaume, pekan lalu.

Gullaume menambahkan jika prioritas pemerintah saat ini adalah untuk melindungi mata pencaharian para petani.

Perancis sejak 2004 telah mengizinkan perburuan sejumlah kecil serigala, dengan tetap menganggap hewan predator itu sebagai spesies yang terancam.

Selain perburuan, Pemerintah Perancis juga menurunkan tim pemburu khusus serigala.

Dibentuk pada 2015, Brigade Serigala saat ini beranggotakan 11 orang dan kini merekrut pekerja muda dengan keterampilan berburu serta pengetahuan manajemen satwa liar.

Brigade ini diturunkan di tempat-tempat di mana upaya tradisional untuk mencegah serangan serigala, seperti anjing gembala dan pagar tidak berhasil.

Brigade ini juga melatih relawan "penangkap serigala" dengan lisensi berburu.

Baca juga: Properti Dirusak Beruang dan Serigala, Petani Eropa Dapat Kompensasi

Sebagian besar mereka ditugaskan di padang rumput di kawasan gunung, daerah yang paling terdampak serangan serigala dan telah menelan jutaan euro setiap tahunnya untuk kompensasi.

Namun tim ini tak hanya mendapat perlawanan dari kawanan serigala. Kelompok-kelompok perlindungan hewan juga tak jarang menjadi musuh brigade khusus ini.

Para aktivis mengkritik keputusan pemerintah Perancis yang menaikkan kuota pemusnahan dan mendesak agar dilakukan cara-cara baru dalam melindungi ternak dari serangan serigala, seperti menakut-nakuti atau melukai tanpa harus membunuh serigala.

ONCFS juga sedang mempelajari efek dari pemusnahan dan mengukur apakah hal itu efektif mengurangi jumlah serangan atau persebaran kawanan predator.

Masalah lainnya yang dihadapi Brigade Serigala yakni karena tingginya permintaan untuk melakukan penjagaan, mereka tidak bisa mengawasi satu wilayah secara terus menerus dalam waktu lama.

Terlebih, serigala termasuk hewan cerdas di mana mereka kerap tidak muncul saat brigade diturunkan dan harus pergi tanpa ada sekalipun laporan penampakan.

Baca juga: Seekor Serigala Dimangsa Beruang di Sebuah Kebun Binatang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com