Jadi Favorit, Boris Johnson Makin Berpeluang Jabat Perdana Menteri Inggris

LONDON, KOMPAS.com – Salah satu kandidat kuat Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, disebut makin dekat untuk menggantikan posisi Theresa May yang mengundurkan diri.

Langkah mantan wali kota London itu semakin tidak terbendung setelah meraih keunggulan telah dalam putaran pertama pemilihan pemimpin baru Partai Konservatif, pada Kamis (13/6/2019).

Meski kerap disebut sebagai kandidat kuat dan banyak difavoritkan, tidak ada yang menduga jika Boris mampu meraih 114 suara dari kolega partainya yang duduk di parlemen Inggris.

Analis politik pun menyebut hanya blunder berskala besar yang mampu mengagalkan Boris untuk menjadi perdana menteri baru Inggris.

Baca juga: Trump Dukung Boris Johnson Jadi PM Inggris Berikutnya

Boris bersama lima kandidat lain yang meraih suara terbanyak selanjutnya akan menjalani pemilihan tahap kedua pada Selasa (18/6/2019) mendatang.

Dua kandidat peraih suara terbanyak dalam putaran kedua akan bersaing memperebutkan sekitar 160.00 suara dari anggota partai dan hasilnya diharapkan sudah akan diumumkan pada 22 Juli mendatang.

Meski menjadi unggulan, namun banyak pihak menilai Boris adalah sosok yang kontroversial.

Dia juga dipandang sebagai antitesis dari Theresa May yang disebut banyak pihak terlalu lemah dan tidak tegas dalam negosiasi dengan Uni Eropa untuk kesepakatan Brexit.

Salah satu janji kampanye yang paling kerap disuarakan Boris adalah membawa keluar Inggris dari Uni Eropa, dengan maupun tanpa kesepakatan Brexit pada 31 Oktober mendatang, akan bersaing dengan kandidat kuat lainnya.

Dalam pemilihan perdana menteri Inggris menggantikan Theresa May kali ini, Boris bakal bersaing dengan rivalnya, Michael Gove, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Lingkungan, Pangan, dan Urusan Rural, serta Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt.

Baca juga: Dituduh Bohong soal Brexit, Boris Johnson Akan Hadapi Persidangan