Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Salah Sebut Gelar Pangeran Charles sebagai "Prince of Whales"

Kompas.com - 14/06/2019, 21:48 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News,AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump disorot lantara membuat kicauan keliru tentang gelar Pangeran Charles saat berkunjung ke Inggris.

Dalam kicauannya di Twitter seperti dilansir Sky News Kamis (13/6/2019), Trump mengatakan dia bertemu serta berdiskusi dengan "pemerintahan asing".

Dalam kunjungannya ke Eropa pekan lalu, Trump bertemu Ratu Elizabeth, Pangeran Charles, Perdana Menteri Inggris Theresa May, kemudian Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar.

Baca juga: Trump Jual Sebuah Mansion ke Perusahaan Hary Tanoesudibjo

Kemudian dia juga bertemu Presiden Perancis Emmanuel Macron dan menerima kunjungan Presiden Polandia Andrzej Duda di Washington. "Kami membahas 'SEGALANYA'," kata Trump.

Namun dalam twit-nya itu, Trump salah mengeja gelar Pangeran Charles sebagai "Prince of Whales" yang bisa berarti "Pangeran Paus" daripada "Prince of Wales".

Inilah kicauan Presiden Amerika Serikat Donald Trump berisi kesalahan penyebutan gelar Pangeran Charles.Twitter via Sky News Inilah kicauan Presiden Amerika Serikat Donald Trump berisi kesalahan penyebutan gelar Pangeran Charles.

Presiden dari Partai Republik itu kemudian menghapus kicauannya itu dan 25 menit kemudian, dia mengunggahnya kembali setelah melakukan perbaikan gelar.

Dilaporkan AFP, kesalahan itu memiju netizen Twitter untuk tak kalah lucu dalam merespon dengan salah satunya menuduh jika Trump melakukannya "on porpoise" (sengaja).

Meski sudah membetulkan, masih ada sorotan terkait dengan gelar Ratu Elizabeth yang menjamu Trump secara khusus dalam acara makan malam di London sebagai Ratu Inggris.

Untuk diketahui, gelar resmi Ratu Elizabeth adalah penguasa dari Britania Raya dan Irlandia Utara, di mana Inggris hanya merupakan salah satu bagiannya.

Kicauan itu merupakan respon dari wawancara dengan jurnalis NBC George Stephanopoulos, di mana dia berkata bakal mendengarkan kelemahan rival politiknya dari negara lain.

"Tidak ada salahnya jika mendengarkan. Misalnya, jika ada seperti Norwegia menawarkan mereka punya informasi, saya akan menjawab 'Oh, saya ingin mendengarnya'," jelasnya.

Presiden ke-45 AS itu kemudian melanjutkan dalam twit-nya itu bahwa dia menyangkal melakukan kesalahan, dan berseloroh apa dia harus melapor ke Badan Penyelidik Federal (FBI).

"Apakah saya harus memanggil FBI tentang pertemuan maupun percakapan telepon ini? Sungguh menggelikkan. Tentunya saya tidak akan lagi bisa dipercaya," tuturnya.

Baca juga: Presiden Donald Trump Pamerkan Wajah Baru Air Force One

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com