Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapat Kecaman Publik, Rusia Cabut Tuduhan Jurnalis Investigasi Ini

Kompas.com - 11/06/2019, 22:14 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC,AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Otoritas Rusia dilaporkan mencabut tuduhan terhadap jurnalis Ivan Golunov setelah kasus penangkapannya menuai reaksi dan kecaman publik.

Golunov, seorang jurnalis investigasi, ditahan setelah dituduh atas kepemilikan narkoba. Namun pengacaranya membantah dan menuduh polisi sudah menaruh narkoba untuk menjebaknya.

Baca juga: Mantan Jurnalis Ternama di Afghanistan Ditembak Mati Orang Tak Dikenal

Media di Rusia pun melakukan aksi langka dengan menggelar aksi damai sebagai bentuk solidaritas sejak Golunov ditempatkan sebagai tahanan rumah.

Dilansir BBC Selasa (11/6/2019), Menteri Dalam Negeri Vladimir Kolokoltsev berkata kesalahan Golunov tidak dapat dibuktikan sehingga dua perwira polisi pun diselidiki.

Kolokoltsev menerangkan, keputusan pencabutan itu diambil setelah mereka melakukan pemeriksaan baik sidik jari, forensik, biologi, hingga genetik.

"Karena itu, dia bakal dibebaskan dari statusnya sebagai tahanan rumah mulai hari ini (Selasa). Segala tuduhan terhadapnya telah dicabut," ucap Kolokoltsev.

Bahkan sebagaimana diwartakan AFP, Kolokoltsev berujar sudah meminta kepada Presiden Vladimir Putin supaya dua polisi yang menangkap Golunov dipecat.

Dua perwira itu adalah Kepala Polisi Moskwa Barat Mayor Jenderal Andrei Puchkov, dan Kepala Departemen Pengawasan Narkoba Kepolisian Moskwa Mayor Jenderal Yury Devyatkin.

Golunov merupakan seorang reporter lepas yang bekerja bagi situs berita Latvia Meduza. Dia hendak menemui jurnalis lainnya pada pekan lalu ketika mobinya dihentikan dan digeledah polisi.

Polisi menyatakan mereka menemukan mephedrone sehingga memutuskan untuk menggelar penyelidikan. Mereka mengklaim menemukan lebih banyak narkoba di rumahnya.

Penahanannya, dilaporkan juga dia mengalami penyiksaan, memperkuat dugaan bahwa polisi berusaha untuk membungkam jurnalis dan kebebasan berpendapat.

Baca juga: Setelah Ditahan Selama 500 Hari, 2 Jurnalis Reuters Dibebaskan Myanmar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com