Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UEA Disebut Bayar Pengusaha untuk Memata-matai Pemerintahan Trump

Kompas.com - 11/06/2019, 15:18 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Uni Emirat Arab dyakini membayar seorang pengusaha untuk memata-matai pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

Demikian laporan The Intercept pada Senin (10/6/2019), seperti dikutip oleh kantor berita AFP.

Pengusaha asal UEA Rashid al-Malik dilaporkan menerima puluhan ribu dollar per bulan karena mengumpulkan informasi tentang kebijakan admnistrasi Trump terhadap Timur Tengah pada 2017.

Baca juga: Penasihat Keamanan Nasional AS Hampir Yakin Iran Dalangi Sabotase Kapal di UEA

Laporan The Intercept tersebut mengutip keterangan dari seorang pejabat AS dan mengutip dokumen-dokumen AS.

Al-Malik juga terkait dengan penyelidikan sumbangan ilegal untuk kampanye politik Trump.

Pria tersebut melapor kepada Badan Intelijen Nasional UEA mengenai berbagai topik yang menarik bagi negara Teluk.

Topik itu termasuk upaya AS untuk menengahi perselisihan kawasan Teluk dengan Qatar, dan pertemuan antara pejabat AS dan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman.

Pada akhir tahun lalu, The New York Times dan Wall Street Journal menyebut jaksa federal AS sedang menyelidiki keterkaitan orang asing dalam menyalurkan sumbangan ilegal kepada komite pelantikan Trump dan penggalangan dana pro-Trump.

Al-Malik yang merupakan pemimpin perusahaan investasi Hayah Holdings juga dimintai keterangan oleh penasihat khusus Robert Muller sebagai bagian dari penyelidikan.

Investigasi tersebut berfokus pada kemungkinan orang-orang dari Qatar, Arab Saudi dan UEA memanfaatkan pemberian dana kepada Trump dengan harapan dapat memengaruhi kebijakan AS.

Namun, laporan The Intercept dibantah oleh pengacara al-Malik. Dia mengklaim kliennya bukan agen intelijen.

"Dia tidak pernah 'ditugaskan' untuk memberikan informasi tentang cara kerja administrasi Trump," katanya.

Baca juga: Aksi Sabotase di UEA Bikin Kapal Tanker Minyak Arab Saudi Rusak

"Pada banyak kesempatan, dia membahas berbagai ide bisnis untuk proyek-proyek UEA di AS," imbuhnya.

Laporan The Intercept muncul setelah Kementerian Kehakiman AS pada pekan lalu menyatakan George Nader, pelobi Timur Tengah untuk kampanye Trump, ditangkap karena menyimpan konten pornografi anak.

Nader merupakan saksi dalam penyelidikan khusus Robert Mueller terkait campur tangan Rusia dalam pemilu AS 2016 yang dimenangkan oleh Trump.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com