Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 323 Lokasi Eksekusi Hukuman Mati Ditemukan di Korea Utara

Kompas.com - 11/06/2019, 14:06 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber Sky News

SEOUL, KOMPAS.com - Kelompok Hak Asasi Manusia yang berbasis di Seoul, Korea Selatan, mengklaim telah mengidentifikasi 323 situs eksekusi publik di Korea Utara.

Seperti diketahui, Korea Utara telah menerapkan penggunaan hukuman mati secara agresif.

Diwartakan Sky News, organisasi HAM Transitional Justice Working Group juga telah mendokumentasikan 25 tempat yang diduga menjadi lokasi pembuangan mayat seusai dieksekusi.

Baca juga: Saudara Tiri Kim Jong Un yang Tewas di Malaysia Disebut sebagai Informan CIA

Lebih dari 600 pembelot Korea Utara yang tinggal di Korea Selatan diwawancarai untuk laporan tersebut.

Mereka membantu menemukan lokasi dengan menggunakan citra satelit.

Penduduk dan anggota keluarga terpidana mati sering dipaksa untuk menghadiri eksekusi publik, yang cenderung dilakukan di dekat sungai, ladang, bukit, di pasar, bahkan di halaman sekolah.

Pembelot yang diwawancarai mengklaim telah menyaksikan lebih dari 10 orang dieksekusi pada saat yang sama, dengan ratusan orang berkumpul untuk menyaksikannya.

"Eksekusi bertujuan menanamkan budaya ketakutan di antara masyarakat biasa," kata Direktur Penelitian Transitional Justice Working Group, Sarah A Son.

Penelitian menemukan 35 laporan eksekusi publik dilakukan di tepi sungai, yang diyakini telah dipakai sebagai lokasi eksekusi sejak 1960-an.

Sementara itu, sekitar 6 eksekusi dilakukan dengan cara digantung, sementara ada 29 lainnya yang dieksekusi oleh regu tembak.

Meski demikian, lokasi pasti dari situs eksekusi itu bisa saja dirusak oleh pihak berwenang Korea Utara.

Baca juga: Korsel Akui Sulit Gelar Pertemuan dengan Korea Utara pada Bulan Ini

Selain itu, peneliti juga tidak memiliki akses langsung ke Korea Utara dan tidak dapat mengunjungi situs-situs eksekusi.

Transitional Justice Working Group merupakan organisasi non=pemerintah yang didirikan oleh aktivis pembela HAM dan peneliti dari Korea Selatan, serta empat negara lainnya.

Laporannya dibiayai oleh National Endowment for Democracy, yang berbasis di Washington DC dan didanai oleh Kongres AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com