Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump: Sejak Disanksi AS, Iran Gagal sebagai Negara

Kompas.com - 07/06/2019, 13:08 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

CAEN, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut sanksi yang dijatuhkan kepada Iran pada tahun lalu memberikan efek yang sangat luar biasa.

Pernyataan itu dia sampaikan di sela pembicaraan bilateral dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron di Caen, seperti dilaporkan Al Jazeera Kamis (6/6/2019).

"Ketika saya dilantik sebagai presiden, Iran adalah negara pendukung teror. Predikat itu pun masih layak disematkan. Mereka juara di bidang teror," kata Trump.

Baca juga: Berkunjung ke Iran, PM Jepang Ingin Jadi Penengah Washington dengan Teheran

Dia menuturkan sejak menjatuhkan sanksi, Iran dianggap sudah mulai giyah. "Mereka gagal sebagai negara. Saya tak ingin begitu. Tapi sanksinya begitu kuat," jelasnya.

Baik Trump dan Macron menekankan mereka tidak ingin Iran memperoleh senjata nuklir. Macron berkata kepemilikan Iran akan rudal balistik juga harus dikurangi.

Selain itu, kedua pemimpin sepakat bahwa aktivitas Iran di Timur Tengah juga perlu dibatasi jika ingin tercipta perdamaian di kawasan tersebut.

Trump menjelaskan dia dan Macron mempunyai pandangan yang sama. Apalagi mereka masih mempunyai perjanjian hingga 2025 mendatang dan optimistis bisa berjalan lama.

Macron dan Trump nampaknya berusaha mengesampingkan perbedaan pendapat terkait keputusan Trump yang membawa AS keluar dari perjanjian nuklir 2015.

Trump mengecam perjanjian yang diteken pendahulunya, Barack Obama, dengan mengatakan kesepakatan itu tak permanen dan tak mencakup peran Iran di konflik Timur Tengah.

Dia pun mendesak agar dilakukan perundingan baru. "Saya mengerti mereka pasti butuh berunding. Kami akan melakukannya. Satu hal yang pasti mereka tak boleh mempunyai senjata nuklir," tegas dia.

Sebelumnya pada awal pekan ini, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyatakan Teheran bakal terus "menentang" tekanan politik dan ekonomi AS.

"Terus berdiri tegak dan menentang setiap permintaan berlebihan maupun ejekan musuh adalah satu-satunya cara menghentikan mereka," kata Khamenei tanpa menyebut AS.

Sejak sebulan terakhir, hubungan Iran dan AS memanas sejak Washington memutuskan mengirim kapal induk serta pesawat pembom B-52 untuk menangkal "ancaman" Iran.

AS juga, tanpa menyertakan bukti, menuduh Iran melakukan serangan terhadap empat kapal tanker yang berada di perairan Uni Emirat Arab Mei lalu.

Baca juga: Pemimpin Hezbollah: Perang Lawan Iran Akan Telan Wilayah Timur Tengah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com