Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Memecah Belah, Stasiun TV dan Radio Oposisi Nigeria Ditutup

Kompas.com - 07/06/2019, 11:07 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

ABUJA, KOMPAS.com - Otoritas penyiaran Nigeria menutup stasiun radio swasta dan stasiun televisi dimiliki oleh tokoh oposisi utama.

Diwartakan AFP, Kamis (6/6/2019), Komisi Penyiaran Nasional Nigeria (NBC) telah menangguhkan lisensi Daar Communications Plc, pemilik Televisi Independen Afrika (AIT) dan radio RayPower FM atas pelanggaran kode siaran.

NBC menyatakan, telah memanggil manajemen stasiun selama dua tahun untuk mengatasi dugaan bias dalam siaran mereka. Perusahaan itu gagal memenuhi kewajiban keuangan kepada pihak berwenang.

Baca juga: Truk Tangki Terguling dan Meledak di Nigeria, 58 Orang Tewas

Pernyataan NBC menyebut, kedua stasiun penyiaran itu memulai penggunaan siaran yang memecah belah, menghasut dan melakukan propaganda untuk melawan pemerintah.

"NBC melakukan fungsi hukumnya mengatur industri penyiaran di Nigeria," demikian bunyi pernyataan tersebut.

"Ada perintah penutupan sampai pemberitahuan lebih lanjut," lanjutnya.

Kedua stasiun siaran tersebut dimiliki oleh seorang taipan bisnis bernama Raymond Dokpesi, yang juga anggota kunci dari oposisi Partai Rakyat Demokrasi (PDP).

Dokpesi sebelumnya menuduh NBC mengintimidasi kerajaan medianya atas instruksi kepresidenan Nigeria.

"Kami berada di jalan yang sebelumnya dilalui. Media dan pemberitaan pers akan tutup," kata Dokpesi beberapa jam sebelum penangguhan lisensinya.

Dokpesi, mendirikan RayPower FM sebagai pelopor Radio swasta pada 1994 dan AIT pada 1998.

Baca juga: Menghadiri Pesta, Wanita Ini Ditembak Mati Para Penculik di Nigeria

Lembaga Reporters Without Borders menempatkan Nigeria di peringkat 119 dari 180 negara pada Indeks Kebebasan Pers Sedunia.

Di negara itu, jurnalis sering diancam, mengalami kekerasan fisik, atau tidak diberi akses informasi oleh pejabat pemerintah, polisi, dan terkadang publik sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com