Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Bangsa Jerman dan Rusia Memandang D-Day?

Kompas.com - 07/06/2019, 09:13 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sebab, kekalahan Jerman di kedua pertempuran itulah yang mengakibatkan Nazi memutuskan mundur meninggalkan Rusia.

Bahkan, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengingatkan, D-Day memang peristiwa penting tetapi perlawanan Rusia di front timurlah yang  menentukan jalannya perang.

Juru bicara Kemenlu Rusia Maria Zakharova mengatakan, Rusia akan selalu berterima kasih kepada para prajurit Sekutu yang gugur di front barat Eropa.

"Namun, Barat jangan melebih-lebihkan kontribusinya dan mengabaikan upaya keras Uni Soviet, karena tanpa negeri ini kemenangan tidak akan tercapai," ujar Zakharova.

"Sebagaimana catatan sejarawan, pendaratan D-Day tidak memiliki dampak signifikan terhadap Perang Dunia II dan Perang Patriotik Besar," tambah Zakharova.

"Akhir perang sudah ditentukan saat Tentara Merah meraih kemenangan," dia menegaskan.

Baca juga: Jenderal Eisenhower: Jika Pendaratan Normandia Gagal, Salahkan Saya!

Sepanjang Perang Dunia II, sebanyak 25 juta tentara dan warga sipil Rusia tewas. Dan, jumlah ini jauh lebih besar dibanding korban di negara Sekutu.

Zakharova melanjutkan, para pemimpin Uni Soviet sudah menekan Sekutu agar membuka front kedua di Eropa Barat sejak 1942, untuk meringankan beban Tentara Merah.

"Ada kesan menunggu melemahnya kekuatan Jerman akibat kerugian mereka di front timur, sehingga bisa mengurangi korban di front barat," tambah Zakharova.

Sementara itu, Menlu Rusia Sergey Lavrov menyebut, Barat berusaha untuk mengabaikan kontribusi Uni Soviet dalam Perang Dunia II.

"Bahkan, Barat berusaha menggambarkan Uni Soviet, jika bukan sebagai penjahat, setidaknya menyebut Uni Soviet sebagai agresor sama seperti Nazi," ujar Lavrov.

Padahal, ujar Lavrov, pasukan Jerman melakukan kebrutalan dalam skala tinggi saat melakukan invasi ke Rusia.

Saat menggelar invasi pada 1941, tentara Nazi secara sistematis membantai warga lokal dan menyita lahan yang akan digunakan sebagai permukiman banhsa Jerman di masa depan.

Baca juga: Andai Hitler Tak Tidur Saat Sekutu Mendarat di Normandia...

"Pengadilan Nuremberg, yang hasilnya menjadi bagian dari hukum internasional, terang-terangan menentukan siapa di sisi baik dan siapa di sisi jahat," kata Lavrov.

"Dalam kasus pertama adalah Uni Soviet, yang telah mengorbankan jutaan jiwa putra putrinya untuk kemenangan seperti halnya negara Sekutu. Kedua adalah Reich Ketiga, negara poros, dan sekutunya," tambah Lavrov.

Lebih jauh Lavrov mengatakan, sistem pendidikan Barat juga memberikan interpretasi salah sejarah Perang Dunia II.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com