PRAHA, KOMPAS.com - Sekitar 120.000 rakyat Republik Ceko turun ke jalan-jalan di Praha pada Selasa (4/6/2019).
Mereka ambil bagian dalam aksi protes yang diklaim sebagai unjuk rasa terbesar sejak jatuhnya Komunisme.
Ratusan ribu orang memenuhi Lapngan Wenceslas di ibu kota Ceko, lokasi yang sama dengan momen jatuhnya rezim Komunis di negara itu pada tiga dekade lalu.
Baca juga: Buronan Kasus Hipnotis Asal Republik Ceko Ditangkap di Batam
Diwartakan CNN, mereka menuntut Perdana Menteri Andrej Babis untuk mengundurkan diri, begitu pula dengan dan Menteri Kehakiman Marie Benesova.
Babis merupakan seorang politisi kontroversial yang dituding melakukan penipuan dan bekerja sama dengan polisi rahasia era Komunis.
Unjuk rasa di Ceko ini merupakan rangkaian aksi protes anti-Babis yang telah berlangsung selama berminggu-minggu.
AFP mencatat, Babis dikenai tudingan pada tahun lalu terkait dengan penipuan skema subsidi Uni Eropa senilai dua juta euro atau sekitar Rp 32 miliar.
Today an estimated 120 thousand people gathered at Wenceslas Square to protest against Czech PM Andrej Babiš. It might be the biggest gathering since the Velvet revolution in 1989. #demonstrace #praha #demisi pic.twitter.com/g74Tvx20kJ
— Martin Rocek (@Silencesys) 4 Juni 2019
Sementara, audit oleh Komisi Eropa memutuskan dia memiliki konflik kepentingan sebagai politisi dan pengusaha.
"Adrej Babis memberi kami alasan baru untuk melakukan aksi protes setiap pekan," kata Benjamis Roll dari Million Moments for Democracy.
Komisi Eropa mencurigai miliarder kelahiran Slowakia itu mendapat keuntungan dari perusahaan yang dia didirikan.
Sebuah draf laporan Komisi Eropa yang bocor pada pekan lalu menyebutkan, bisnis yang dijalankan Babis seharusnya todak memiliki akses ke pendanaan Uni Eropa.
Jaksa kini sedang berupaya memutuskan apakah akan menuntut orang terkaya kedua di Republik Ceko itu. Meski demikian, Babis membantah segala tuduhan tersebut.
"Audit ini merupakan serangan terhadap Republik Ceko," katanya kepada anggota parlemen.
"Para birokrat Eropa meremehkan hukum Ceko," imbuhnya.
Baca juga: Pria Ceko Tewas Diserang Singa Jantan Peliharaannya
Demonstran meminta kerajaan bisnis Babis, Agrofet, untuk berhenti menerima subsidi, keringanan pajak, insentif investasi, dan tender publik.
Babis dikenal sebagai taipan di bidang pertanian. Namun, dia juga pemilik Mafra, perusahan penerbitan besar yang memiliki dua surat kabar harian terbesar di Ceko.
Para pengunjuk rasa ingin menyaksikan Babis menjual sahamnya di media.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.