Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lawatan ke Rusia, Presiden China Rintis Era Kemitraan Baru dengan Putin

Kompas.com - 05/06/2019, 17:25 WIB
Veronika Yasinta

Editor

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden China Xi Jinping berangkat ke Rusia, Rabu (5/6/2019), untuk menandai era baru kemitraan dan memperkuat hubungan ekonomi.

Xi akan tiba Rabu sore di Moskwa dan disambut dengan upacara kehormatan penuh. Dia akan melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin dan malam hari dijadwalkan berkunjung ke teater Bolshoi.

Setelah Rusia menganeksasi Krimea pada 2014, negara itu menghadapi isolasi dari negara-negara Barat.

Sejak itu Rusia berusaha menjalin kemitraan baru dengan kawasan Timur.

Baca juga: China Peringatkan Warganya di AS soal Kekerasan dan Pelecehan oleh Polisi

Dari Moskwa, Xi akan melanjutkan perjalanan ke St Petersburg untuk menghadiri Forum Ekonomi pada Kamis dan Jumat.

"China dan Rusia memiliki timbal balik kepercayaan politik yang kuat dan saling mendukung satu sama lain menghadapi masalah-masalah yang menyangkut kepentingan dan keprihatinan utama kedua pihak," katanya.

Penasihat kebijakan luar negeri Putin, Yury Ushakov mengatakan, kunjungan Xi menjadi peristiwa penting bagi hubungan bilateral kedua negara.

Ushakov menambahkan, Xi dan Putin akan menandatangani deklarasi baru tentang kemitraan global dan kerja sama strategis untuk memasuki era baru.

Wakil Menteri Luar Negeri China Zhang Hanhui memuji kunjungan itu sebagai tonggak penting dalam pengembangan hubungan bilateral China-Rusia.

Ketimpangan perdagangan

Neraca perdagangan antara Rusia dan China menunjukkan peningkatan pada 2019. Tetapi masih ada ketimpangan yang mencolok.

Rusia terutama mengekspor barang mentah berupa sumber daya alam seperti minyak, gas, batu bara, dan kayu ke China.

Sedangkan "Negeri Tirai Bambu" menjual produk manufaktur seperti mesin, kendaraan, dan barang-barang konsumsi ke Rusia.

Tapi hanya 1,9 persen total ekspor China dilakukan ke Rusia. Sebagian besar ekspor China menyasar pasar di AS dan Uni Eropa.

Sementara Rusia mengirim 15 persen ekspornya ke China. Ketimpangan ini memperlihatkan makin jelas lagi pentingnya China bagi Rusia.

Saat ini, China menghadapi ancaman perang dagang dengan AS, sedangkan hubungan Rusia dengan Barat juga belum pulih.

Baca juga: China Geram atas Komentar Menlu AS Terkait Pembantaian Tiananmen

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com