Menurut dia, ketika itu banyak jurnalis China yang dicurigai bekerja untuk pemerintah. Sementara itu, jurnalis internasional pun bekerja dalam ancaman.
Pemerintah China mengontrol agar semua yang terjadi di sana tidak menyebar ke seluruh dunia. Beberapa hari sebelum kekacauan terjadi, pemerintah telah mencoba menghentikan media asal Amerika Serikat untuk menyiarkan secara langsung dari Beijing.
"Selalu ada risiko besar akan ditangkap dan disita gambar atau video hasil liputannya," tutur Widener.
Namun siapa sangka, foto yang menurutnya tidak sempurna dan diambil di tengah kondisi yang kurang optimal itu justru mendapat berbagai penghargaan di tingkat internasional.
Foto "Tank Man" ini memengangi Scoop Award di Perancis juga Chia Sardia Award di Italia. Tak hanya itu, foto Widener juga menjadi salah satu finalis di Pulitzer Prize, sebuah penghargaan bergengsi di Amerika Serikat.
Foto tersebut dinilai mengandung pesan pembangkangan terhadap rezim yang begitu kuat. Meskipun, hingga saat ini tidak diketahui siapa dan apa maksud dari keberadaan lelaki berbaju putih tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.