Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenderal China Sebut Pembantaian di Lapangan Tiananmen Bisa Dibenarkan

Kompas.com - 03/06/2019, 18:54 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan China Wei Fenghe menyebut cara pemerintah menangani tragedi pembantaian di Lapangan Tiananmen bisa dibenarkan atas nama stabilitas.

Tragedi saat berlangsungnya unjuk rasa pada 4 Juni 1989 itu menyisakan berbagai pendapat soal jumlah korban tewas. Ada yang menyebut antara 1.500 sampai 4.000 pengunjuk rasa.

Dalam kesempatan berbicara di forum Shanngri-La Dialogue di Singapura Minggu (2/6/2019), Wei mengatakan selama 30 tahun terakhir, Partai Komunis China sudah melalui banyak perubahan.

Baca juga: Tragedi Tiananmen Mengimunisasi China dari Kekacauan

"Anda pikir pemerintah salah menangani insiden 4 Juni? Ada kesimpulan untuk itu. Pemerintah melakukan keputusan menentukan untuk menghentikan kekacauan itu," terangnya.

Dilansir The Independent, jenderal berusia 65 tahun itu menjelaskan aksi protes Tiananmen adalah kekacauan politik di mana pemerintah harus bergerak cepat.

Karena itu dalam pandangannya, pemerintah telah melakukan keputusan tepat dan mengklaim stabilitas serta pembangunan China terjadi berkat keputusan itu.

Adalah aneh bagi otoritas China untuk mengakui aksi unjuk rasa itu di mana para pelajar dan pekerja menduduki Lapangan Tiananmen dalam aksi pro-demokrasi.

Protes itu diikuti oleh 1 juta orang. Namun pada 3 Juni 1989 silam, Beijing mengirim tank serta pasukan ke Tiananmen dan melepaskan tembakan di sekeliling tempat.

Dua hari setelah pembantaian, seorang demonstran yang tidak dikenal berdiri di jalur yang dilalui konvoi tank ketika hendak meninggalkan Tiananmen.

Pengunjuk rasa yang dikenal sebagai "Manusia Tank" itu membuat tank terpaksa memutar. Meski begitu, si pengunjuk rasa itu tetap berusaha menghalangi upaya tank.

Rekaman "Manusia Tank" itu kemudian menyebar di seluruh dunia setelah diselundupkan keluar dari China.

Setelah tragedi tersebut, otoritas menyalahkan para pengunjuk rasa yang disebut hendak menjatuhkan Partai Komunis China dan mengklaim tidak ada yang ditembak mati.

Meski begitu, pemerintah saat itu enggan menyerahkan jumlah korban resmi dalam insiden yang juga melukai sekitar 10.000 pengunjuk rasa tersebut.

Melaporkan peringatan 4 Juni 1989 dan menyebut mereka di media sosial merupakan hal tabu di China dan bakal mendapat sensor ketat dari aparat berwajib.

Setiap tahun, polisi menahan puluhan aktivis, jurnalis, pengkritik di setiap jelang momen peringatan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Dimulainya Pembantaian Tiananmen 30 Tahun Lalu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com