Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Dimulainya Pembantaian Tiananmen 30 Tahun Lalu

Kompas.com - 03/06/2019, 16:27 WIB
Retia Kartika Dewi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Diketahui, sekitar pukul 22.00, terjadi penembakan ke arah pengunjuk rasa di persimpangan Wukesong di Chang'an Avenue, sekitar 10 km dari sebelah barat Lapangan Tiananman. Korban yang tewas adalah seorang pakar teknologi luar anagkasa, Song Xiaoming (32).

Tentara semakin bergerak menuju Lapangan Tiananmen. Tidak hanya itu, mereka mulai menembaki pengunjuk rasa. Peristiwa ini dilaporkan oleh organisasi Tiananmen Mothers, yang menyebut setidaknya 36 orang tewas di Muxidi pada 3 Juni 1989 malam.

Tindakan penembakan ini memicu kemarahan warga yang berujung pada pembalasan penyerangan, seperti melempari bom molotov, melawan dengan tongkat dan batu. Pada 4 Juni 1989, situasi Beijing sangat tidak menentu.

Pada 5 Juni 1989, para tentara tetap berkelanjutan melakukan pembersihan Lapangan Tiananmen dan berhasil mengambil alih tempat itu.

Meski begitu, aksi unjuk rasa masih tetap berlangsung di sejumlah kota lain, seperti Shanghai, Xi'an, Wuhan, Nanjing, dan Chengdu.

Pada 6 Juni 1989, juru bicara pemerintah, Yuan Mu menyampaikan bahwa akibat aksi militer itu hampir 300 orang tewas, termasuk tentara. Kemudian, terdapat 5.000 orang luka-luka, dan lainnya ditangkap untuk diadili dan dieksekusi.

Meski begitu, jumlah korban versi pemerintah tidak dianggap kredibel. Sumber lain menyebut bahwa korban tewas setidaknya mencapai 1.000 orang.

Dunia mengecam pembantaian dan tragedi di Lapangan Tiananmen. Akibat peristiwa ini, ekonomi China mengalami penurunan karena adanya sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan negara lain.

Pada akhir 1990, perdagangan internasional kembali stabil, sebagian berkat akibat pembebasan terhadap  beberapa ratus mahasiswa yang dipenjara. Meski begitu, Tragedi Lapangan Tiananmen tak pernah bisa dilupakan dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com