Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Jepang Kesulitan Ungkap Motif Penikaman Massal di Kawasaki

Kompas.com - 01/06/2019, 12:49 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Kepolisian Jepang masih belum menemukan motif penyerang melakukan penikaman massal di Kawasaki pada Selasa lalu.

Insiden tersebut menewaskan dua orang dan belasan lainnya luka-luka akibat serangan pisau.

Diwartakan Japan Today, Sabtu (1/6/2019), sumber investigasi mengatakan motif tak kunjung diketahui meski polisi telah menggeledah rumah pelaku.

Seperti diketahui, penyerang diidentifikasi bernama Ryuichi Iwasaki. Pria berusia 51 tahun itu bunuh diri di tempat kejadian.

Baca juga: Penikaman Massal Tewaskan 1 Bocah dan 1 Orang Dewasa, PM Jepang Marah

Namun sebelumnya, dia meninggalkan buku catatan di rumah yang ditinggali bersama paman dan bibinya.

Meski demikian, buku catatan tersebut tidak mengindikasikan apa pun terkait serangan. Tersangka berulang kali menulis karakter huruf China sei atau sho, yang berarti kebenaran atau hal yang nyata.

Kamar Iwasaki terdapat televisi dan konsol gim, namun tidak terhubung dengan koneksi internet. Selain itu, tidak ada komputer atau ponsel pintar yang ditemukan polisi.

Tapi petugas menemukan dua majalah yang terbit lebih dari 10 tahun lalu tentang pembunuhan berantai di luar negeri.

Berdasarkan kesaksian tetangga dan pemeriksaan CCTV, polisi yakin Iwasaki meninggalkan rumahnya sekitar pukul 07.00, Selasa (28/5/2019).

Dia kemudian pergi melalui Jalur Odakyu untuk menuju TKP di dekat Stasiun Noborito.

Di situlah, dia mulai menyerang sekelompok murid dan orangtua Sekolah Dasar Caritas yang menunggu bus sekolah sekitar pukul 07.40 pagi.

Iwasaki terlihat berjalan di sepanjang rel kereta api menuju lokasi, mengenakan sarung tangan kerja, dan berjongkok di tempat parkir toko terdekat sambil memegang ranselnya.

Polisi yakin di situlah Iwasaki mengamati para murid, lalu mengeluarkan dua pisau dengan panjang 30 sentimeter.

Pisau itu yang dia pakai untuk membunuh Hanako Kuribayashi, seorang murid berusia 11 tahun, dan pejabat Kementerian Luar Negeri Satoshi Oyama.

Iwasaki juga melukai 18 lainnya, yang kebanyakan dari mereka adalah anak sekolah. Dia kemudian meninggal dengan luka pada lehernya.

Baca juga: Galakkan Donor Darah Usia Muda, Pemerintah Jepang Pakai Animasi Idol

Melansir AFP, Kepala Sekolah Caritas Gakuen, Tetsuro Saito, mengatakan ada 18 murid sekolahnya yang menjadi korban serangan tersebut.

"Saya dengan tulus berdoa untuk mereka yang meninggal dan berharap yang terluka segera pulih," katanya.

"Para murid sekarang memiliki rasa sakit yang mendalam di jiwa mereka. Kami akan melakukan yang terbaik untuk menawarkan perawatan kesehatan mental," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com