Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diculik Militan pada 2012, Warga Belanda Tewas dalam Baku Tembak di Filipina

Kompas.com - 31/05/2019, 15:45 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

JOLO, KOMPAS.com - Seorang warga Belanda yang ditahan kelompok militan Filipina pada 2012 silam, dilaporkan tewas dalam baku tembak antara para penculik dengan tentara, Jumat (31/5/2019).

Ewold Horn, seorang peneliti asal Belanda, sedang melakukan perjalanan ekspedisi untuk memotret burung-burung langka di kepulauan Tawi-Tawi yang terpencil di Filipina selatan pada 2012.

Namun dia dilaporkan telah diculik oleh orang-orang bersenjata dan kemudian diserahkan kepada Abu Sayyaf.

Horn ditangkap bersama rekannya, Lorenzo Vinciguerra, seorang warga negara Swiss, yang berhasil melarikan diri pada 2014 ketika terjadi baku tembak antara tentara dengan para penculik.

Baca juga: Baku Tembak, Gas Air Mata, dan Serangan Mobil Warnai Krisis Venezuela

Namun pada Jumat (31/5/2019), saat kembali terjadi baku tembak antara kelompok penculik dengan tentara Filipina di Pulau Jolo, Horn yang mencoba mengambil kesempatan itu untuk melarikan diri, justru tewas tertembak.

Kabar kematian Horn dibenarkan seorang pejabat militer Filipina, Brigjen Divino Rey Pabayo, yang mengatakan bahwa peneliti burung itu ditembak oleh salah satu penculik yang menahannya.

Korban tewas di tengah baku tembak yang berlangsung sampai 90 menit tersebut. Walau telah disampaikan pihak militer, namun kepastian kematian Horn belum dapat segera dikonfirmasi.

"Setelah baku tembak selama sekitar satu jam 30 menit, tentara menemukan jenazah Horn dan Mingayan Sahiron, istri kedua pemimpin tertinggi Abu Sayyaf," kata Pabayo dalam sebuah pernyataan.

Baik kedutaan Belanda di Manila maupun para pejabat di Den Haag tidak memberikan komentar langsung mengenai laporan militer Filipina itu.

Abu Sayyaf telah dituduh bersalah atas serangkaian serangan teror yang terburuk dalam sejarah Filipina, termasuk untuk penculikan para warga asing demi mendapat tebusan.

Para pejabat Filipina juga menegaskan bahwa kelompok militan itu merupakan pihak di belakang serangan bom mematikan di sebuah katedral pada Januari lalu, yang disebut sebagai serangan terburuk yang menghantam negara itu selama bertahun-tahun.

Pemboman itu diklaim oleh kelompok teroris ISIS, yang telah bekerja untuk mempertahankan kehadiran di Filipina ketika kekhalifahannya hancur di Timur Tengah.

Baca juga: Polisi Brasil Tembak Mati 11 Perampok Bank dalam Baku Tembak Mematikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com