Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Disebut Tembak Malaysia Airlines MH17, Mahathir: Buktinya Mana?

Kompas.com - 31/05/2019, 15:25 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad angkat suara terkait tuduhan Rusia yang telah menembak pesawat Malaysia Airlines MH17 2014 silam.

Sebelumnya Tim Investigasi Gabungan (JIT) menyatakan rudal Buk yang disinyalir jadi penyebab jatuhnya pesawat MH17 ditembakkan Brigade Anti-serangan Udara Rusia ke-53

Dilansir Bernama via Russian Today Jumat (31/5/2019), Mahathir berkata Malaysia menerima laporan Belanda bahwa rudal yang ditembakkan "dibuat oleh Rusia".

Baca juga: Rusia: Ada Bukti Ukraina yang Tembak Jatuh Malaysia Airlines MH17

Namun menurutnya, untuk memastikan Rusia yang bertanggung jawab merontokkan pesawat yang tengah terbang di kawasan timur Ukraina itu membutuhkan banyak bukti.

"Mereka menuduh Rusia. Namun buktinya mana?" tanya PM berjuluk Dr M itu ketika menjadi pembicara dalam acara Japanese Foreign Correspondents Club (FCCJ) di Tokyo, Jepang.

Mahathir menjelaskan, bisa saja rudal itu ditembakkan oleh kelompok pemberontak Ukraina, atau malah pasukan Ukraina sendiri. "Anda butuh bukti kuat bahwa rudal itu ditembakkan Rusia," jelasnya.

PM berusia 83 tahun itu menuturkan, dia pribadi tidak terlalu yakin jika Rusia maupun kelompok yang berafiliasi dengan mereka adalah pelaku penembakan.

Namun dia melanjutkan teori itu bergantung kepada penyelidikan yang dilakukan profesional. "Saya tidak yakin organisasi yang sangat disiplin jadi pelakunya," papar dia.

Dia melanjutkan meski Malaysia merupakan anggota JIT, namun negaranya dilarang untuk mendapatkan akses memperoleh data rekaman penerbangan pesawat.

Mahathir mengaku tidak tahu mengapa Malaysia tidak diperbolehkan mendapat akses ke kotak hitam. Dia menduga kasus tersebut sudah sarat akan muatan politis.

"Idenya adalah mereka tidak berusaha mencari penyebabnya. Namun berusaha berkonsentrasi menimpakan kesalahan kepada Rusia," terang Mahathir kembali.

MH17 yang saat itu mengangkut 283 penumpang dan 15 kru ditembak ketika tengah terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur, Malaysia, pada 17 Juli 2014.

Pesawat itu ditembak ketika terjadi bentrokan antara pasukan pemerintah Ukraina dengan kelompok pemberontak yang mendukung Rusia.

Penyelidikan pun digelar dengan membentuk satuan tugas JIT beranggotakan Belanda, Belgia, Australia, dan Malaysia.

Kremlin berkali-kali mengklaim tidak melakukan tembakan, dan menuduh Ukraina sebagai negara yang harus bertanggung jawab.

Tudingan itu kemudian membuat seorang pilot Angkatan Udara Ukraina, Kapten Vladyslav Voloshyn, bunuh diri pada Maret tahun lalu lalu.

Voloshyn menderita depresi setelah dia dituduh sebagai orang yang menembakkan rudal sehingga menghantam pesawat MH17 tersebut.

Baca juga: Rudal yang Hantam Malaysia Airlines MH17 Milik Militer Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com