Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biksu Radikal Berjuluk "Buddhist bin Laden" Tak Takut Diburu Polisi Myanmar

Kompas.com - 30/05/2019, 07:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Seorang biksu radikal yang tengah diburu polisi Myanmar dan dikenal karena pandangan anti-Muslim berkoar dia tidak takut ditangkap.

Ashin Wirathu sudah lama menjadi penggerak bagi kaum biksu garis keras di Myanmar. Dia disorot karena retorika kebencian terhadap Islam dan etnis minoritas Rohingya.

Pengadilan menerbitkan perintah penangkapan kepada Wirathu sesuai Artikel 124(a) yang menargetkan mereka yang menyuarakan ketidakpuasan kepada pemerintah.

Baca juga: Polisi Myanmar Buru Biksu Radikal Berjuluk Buddhist bin Laden

Kepada awak media via telepon dikutip AFP Rabu (29/5/2019), Wirathu mengaku di Yangon dengan polisi sama sekali belum bergerak ke tempatnya berada.

"Jika mereka hendak menangkap saya, silakan saja," koarnya seperti dikutip harian Irrawaddy. "Saya tidak takut," lanjut biksu berjuluk "Buddhist bin Laden" itu.

Alasan sebenarnya perintah penangkapan itu dibuat belum jelas. Namun ditengarai berkaitan dengan pidato provokatif Wirathu dalam berbagai acara nasionalis.

Salah satunya dia melontarkan ejekan kepada pemimpin sipil Aung San Suu Kyi. Wirathu mengejek Suu Kyi sebagai pemimpin yang hanya bisa bersolek dan menyambut tamu.

Dalam kesempatan lain, dia menuturkan bahwa para tentara yang berusaha melindungi negara seharusnya bisa mendapat pujian dan pemujaan seperti Buddha.

Komentarnya itu membuat kecewa Sangha Maha Nayaka, lembaga tertinggi para biksu yang bertugas untuk memperhatikan pengajaran agama Buddha di seluruh Myanmar.

Pekan lalu, Wirathu dipanggil untuk dimintai keterangan karena keterlibatannya terhadap aksi sosial selama aksi massa. Namun dibatalkan untuk mendinginkan suasana.

Jika dia ditangkap, ini bukan kali pertama Wirathu dipenjara. Pada 2003, dia pernah meringkuk di sel di masa junta militer. Namun dibebaskan karena amnesti di 2012.

Setelah itu dia dilaporkan berkeliling Myanmar dan menyebarkan kebencian melalui khotbahnya yang ekstrem. Dia pun dikucilkan oleh biksu Buddha senior lainnya.

Dalam beberapa bulan terakhir, dia menjadi pendukung militer dengan menyebarkan sentimen anti-Muslim dan menyebut Rohingya sebagai migran ilegal.

Sementara biksu Buddha lainnya tidak mengagungkan kekerasan, Wirathu secara terang-terangan dengan bangga menyebut dirinya sebagai "biksu radikal".

Dalam pidatonya Oktober 2018, Wirathu sempat mengomentari upaya yang dilakukan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang berniat menyelidiki kejahatan terhadap Rohingya.

"Hari ketika ICC datang ke sini adalah hari ketika Wirathu mengangkat senjata," ujar Wirathu.

Baca juga: Seorang Pemuda di Medan Curi Tabung Gas di Rumah Tinggal Pengungsi Rohingya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com