Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/05/2019, 15:11 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber Reuters

VATICAN CITY, KOMPAS.com - Paus Fransiskus menentang ide pembangunan tembok perbatasan yang digaungkan oleh Presiden AS Donald Trump untuk mencegah kedatangan migran ilegal.

Paus Fransiskus bahkan bersedia bertemu dengan Trump secara pribadi untuk memberi tahu bahwa pembangunan tembok perbatasan merupakan kebijakan yang keliru.

Dia juga memperingatkan agar Trump tidak melanjutkan kebijakan pemisahan keluarga migran.

Baca juga: Paus Fransiskus: Aborsi Itu seperti Menyewa Pembunuh Bayaran

Dalam wawancara yang disiarkan Televisa, stasiun TV Meksiko, pada Selasa (28/5/2019), pria asal Argentina itu membahas situasi di perbatasan AS-Meksiko.

"Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan budaya baru mempertahankan wilayah dengan membangun tembok," ujarnya, seperti dikutip dari Reuters.

"Kita sudah tahu, tembok di Berlin, membawa begitu banyak masalah dan penderitaan," ucapnya.

Paus Fransiskus juga berpendapat, pemisahan anak dari orangtua mereka telah melawan hukum kodrat.

"Ini kejam. Ini merupakan salah satu yang paling kejam. Dan untuk mempertahankan apa? Wilayah atau ekonomi suatu negara," katanya.

Ketika ditanya apakah dia akan mengatakan hal yang sama apabila berhadapan langsung dengan Trump, Paus memberikan jawaban tegas.

"Sama. Sama karena saya mengatakannya di depan umum. Saya bahkan bilang mereka yang membangun tembok pada akhirnya menjadi tahanan pada dinding yang mereka bangun," tuturnya.

Trump pernah bertemu Paus Fransiskus di Vatikan pada 2017. Dia mengatakan tembok diperlukan untuk mengatasi krisis narkoba dan kejahatan yang melintasi perbatasan AS.

Tahun lalu, Paus Francis mengkritik kebijakan administrasi Trump yang memisahkan anak-anak dari orangtua yang secara ilegal melintasi perbatasan AS-Meksiko.

Baca juga: 8 Anak Migran Suriah dan Afrika Naik Popemobile Bersama Paus Fransiskus

Sejauh ini, belum ada rencana pertemuan lebih lanjut antara Trump dan Paus Fransiskus.

Sebelumnya, pria berusia 82 tahun itu juga pernah menjawab pertanyaan wartawan tentang tembok perbatasan. Menurut dia, tindakan seperti itu didorong oleh rasa takut.

"Ketakutanlah yang membuat kita gila," ucapnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com