Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Capai Puncak, Pria AS Jadi Korban Tewas ke-11 di Gunung Everest

Kompas.com - 28/05/2019, 16:03 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber CNN,ABC News

KATHMANDU, KOMPAS.com - Korban keganasan Gunung Everest bertambah menjadi 11 orang pada tahun ini, setelah seorang pendaki asal Amerika Serikat meninggal dunia pada Senin (27/5/2019).

Seorang pengacara berusia 62 tahun, John Kulish, menghembuskan napas terakhirnya setelah mencapai puncak Everest di bagian Nepal pada pagi hari.

Ketika menuruni puncak, Kulish masih kuat dan mencapai South Col dengan aman. South Col merupakan titik yang berada di ketinggian 7.900 meter.

Baca juga: Sebelum Meninggal, Pendaki Sebut Kepadatan di Puncak Everest Berdampak Fatal

Namun setelah itu, dia meninggal secara mendadak.

"Chris, yang genap berusia 62 tahun pada April lalu, mendaki dengan kelompok kecil dalam cuaca yang hampir ideal setelah kepadatan berkurang," demikian pernyataan keluarga, seperti dikutip dari CNN.

Laporan ABC News menyebutkan, Kulish merupakan anggota 7 Summit Club dalam misi pendakian gunung tertinggi di dunia.

"Dia melihat matahari terbit terakhirnya di puncak tertinggi di Bumi," kata keluarganya.

Pada hari yang sama, sebuah keluarga di Austria mengonfirmasi kematiann salah satu kerabat mereka. Ernst Landgraf yang berusia 64 tahun meninggal pada Kamis lalu.

Dia tak lagi bernapas setelah menggapai mimpinya naik ke puncak Everest. Landgraf begitu mencintai keluarga dan hobinya mendaki.

Dalam obituari yang dibagikan keluarganya, pria itu disebut mati untuk mewujudkan mimpi.

Sebelumnya, seorang pendaki asal Inggris, Robin Haynes Fisher, pernah memperingatkan soal kepadatan di puncak Everest pada unggahan terakhirnya di media sosial.

Namun, dia meninggal dunia akibat penyakit ketinggian atau altitude sickness ketika berada pada ketinggian 8.600 meter, setelah turun dari puncak.

"Saya berharap untuk menghindari keramaian pada hari puncak dan sepertinya sejumlah tim mendorong ke puncak pada tanggal 21," tulisnya di Instagram pada 13 Mei lalu.

"Dengan rute tunggal menuju puncak, penundaan yang disebabkan kepadatan terbukti fatal," lanjutnya.

Baca juga: Kenapa Terjebak Antrean di Puncak Everest Bisa Bikin Meninggal?

Selama pekan yang dimulai pada 20 Mei 2019, kerumunan pendaki terjebak dalam antrean menuju puncak, di kamp dengan ketinggian 8.000 meter.

Sementara, puncak Gunung Everest berada di ketinggian 8.848 meter.

Kebanyakan pendaki hanya dapat menghabiskan waktu beberapa menit di puncak tanpa suplai oksigen tambahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN,ABC News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com