"Pemerintah perlu khawatir tentang ancaman ISIS dalam menarik kaum muda (penduduk setempat) karena kebencian berkelanjutan yang berasal dari kegagalan pembangunan kembali dan kemarahan atas kehancuran," ujar analis Sidney Jones.
Rencana memperbaiki kota telah berulang kali tertunda. Sebuah konsorsium yang dipimpin China awalnya berencana mempelopori proses awal rehabilitasi, namun didiskualifikasi karena masalah hukum dan keuangan.
Pemerintah pun berharap pembersihan puing-puing sebagai langkah awal rekonstruksi akan selesai pada November tahun ini.
Pemerintah mengklaim, sudah membuat kemajuan dalam memperbaiki kota yang dihantam oleh serangan udara dan artileri militer ketika berusaha untuk mengusir para ekstremis.
"Kami mengikuti petunjuk dan instruksi presiden yang akan memastikan Marawi akan bangkit sebagai kota yang makmur lagi," ujar Eduardo del Rosario, pensiunan jenderal yang mengawasi upaya pembangunan kembali.
"Kami semua melakukan tugas yang diberikan sesuai instruksi presiden," tambahnya.
Meski Presiden Rodrigo Duterte berusaha menggambarkan dirinya sensitif terhadap minoritas Muslim Filipina, dia telah mengirim sinyal beragam tentang Marawi.
Baca juga: Polisi Gagalkan WNI yang Hendak Gabung dengan ISIS di Marawi
Duterte mengklaim kota itu adalah sarang aktivitas narkoba ilegal.
Pernyataan tersebut merupakan tuduhan yang sangat serius dari seorang pemimpin yang menyerukan perang melawan narkoba, yang telah menewaskan lebih dari 5.300 orang terduga pengedar dan penjual narkoba.
"Saya tidak berpikir, saya harus menghabiskan anggaran untuk membangun. Orang-orang di sana memiliki banyak uang," katanya mengacu pada Marawi dalam pidato April lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.