Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pyongyang: Penasihat Keamanan Nasional AS adalah Seorang Fanatik Perang

Kompas.com - 27/05/2019, 22:00 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara menyebut penasihat keamanan nasional Amerika Serikat John Bolton sebagai sosok fanatik perang.

Kementerian Luar Negeri Korea Utara menyebut Bolton adalah seseorang yang bekerja lebih untuk menghancurkan perdamaian daripada mempertahankannya.

Tak hanya itu, Pyongyang juga menyebut penasihat keamanan nasional AS itu sebagai "produk manusia yang cacat".

Penilaian keras itu, seperti dikutip kantor berita Korea Utara, KCNA, datang setelah Bolton mengecam Pyongyang yang baru-baru ini melancarkan tes rudal jarak pendek.

Bolton menyebut uji coba peluncuran rudal itu sebagai tindakan yang "tanpa keraguan" telah melanggar resolusi PBB.

Baca juga: Korut Sebut Joe Biden Dungu dan IQ Rendah, Trump: Mungkin Itu Sinyal?

Pernyataan tersebut dibantah Pyongyang yang beralasan, membatalkan uji coba peluncuran rudal secara total hanya akan mengganggu keamanan nasional Korea Utara.

"Larangan peluncuran menggunakan teknologi balistik sama saja dengan menyuruh kami melepaskan hak untuk mempertahankan keamanan negara kami," kata kementerian luar negeri Korea Utara, dikutip Russian Times.

Pejabat kementerian menambahkan, bahkan di AS, Bolton juga dikenal sebagai seorang "fanatik perang" dan "manusia cacat" yang harus segera diusir secepatnya.

Sebelumnya pada bulan Mei, militer Korea Utara melakukan uji coba peluncuran sejumlah roket dan rudal. Hal tersebut langsung dimanfaatkan Bolton untuk menekan Pyongyang.

Berbeda dengan Bolton yang terkesan membesar-besarkan peluncuran rudal Korea Utara, Presiden AS Donald Trump justru menyebut Pyongyang hanya melakukan tes "senjata kecil" yang tidak akan mengganggunya.

Uji coba peluncuran roket Korea Utara telah dipandang oleh Bolton sebagai upaya menekan Washington guna membatalkan sanksi terhadap Pyongyang, sedangkan Bolton sangat menentang pelonggaran sanksi tersebut.

Kecaman juga datang kepada Bolton, karena posisinya yang justru menjadi "penghasut peperangan" tidak hanya dalam hubungan AS dengan Korea Utara, tetapi juga dengan Iran.

Mantan anggota Kongres AS, Ron Paul, baru-baru ini mengatakan kepada Russian Times bahwa posisi seperti itu "sangat berbahaya," merujuk kepada Trump yang menunjuk seseorang dengan pandangan neokonservatif ke dalam timnya.

Baca juga: Biden Kritik Kim Jong Un, Begini Balasan Keras Media Pemerintah Korut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com