KOMPAS.com - Terbang menjelajah ke penjuru negeri merupakan hal yang paling diinginkan banyak orang. Selain itu, melihat daratan dari ketinggian juga menjadi hal yang menarik perhatian orang-orang.
Hal ini dilakukan dua warga negara Swiss pada 27 Mei 1931. Dilansir dari Britannica, kedua orang tersebut adalah fisikawan Auguste Piccard dan asistennya Charles Kipfer mencapai stratosfer setinggi 15.971 meter untuk keperluan ilmiah.
Piccard ingin mengamati sinar kosmik dan mendukung teori relativitas Einstein yang telah dikenalnya selama bertahun-tahun. Ia juga ingin menguji teorinya bahwa sinar-sinar ini berasal dari stratosfer.
Keduanya tercatat sebagai orang pertama yang mengamati kurvatur atau kelengkungan bumi.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pilot Perempuan Pertama Terbang dari Inggris ke Australia
Auguste Piccard lahir pada 1884 di Basel, Swiss. Ia lulus dari Politeknik Zurich dalam bidang teknik. Saat Perang Dunia I berlangsung, pada 1917, ia menemukan isotop Uranium Actinuran (sekarang disebut Uranium 235).
Karena tergolong jenius, dia diangkat menjadi profesor bidang fisika di Brussel. Keberhasilannya berkaitan dengan uji coba penerbangan balon udara menuju stratosfer.
Dengan bantuan salah satu eksperimen balonnya, ia dapat memberikan bukti eksperimen teori relativitas Albert Einstein.
Ketertarikan dalam dunia balon udara menjadikannya ingin membuat papan alumunium berbentuk bola yang bisa terbang bersama dengan balon tersebut ke udara.
Setelah persiapan dirasa siap, ia akhirnya menerbangkan balon menuju angkasa. Penelitian stratosfer dan sinar kosmik merupakan tujuan utama penerbangannya kali ini.
Keduanya terbang dari Augsburg, Jerman, dan mencapai rekor ketinggian. Baru kali ini, balon udara bisa mencapai ketinggian yang belum pernah dicapai manusia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.