Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Ekstrem Kanan Menguat di Pemilu Uni Eropa

Kompas.com - 27/05/2019, 14:26 WIB
Ericssen,
Veronika Yasinta

Tim Redaksi

Sumber AFP,Politico


BRUSSEL, KOMPAS.com – Partai berideologi ekstrem kanan atau kanan jauh berjaya di Pemilu Parlemen Uni Eropa (UE) yang diselenggarakan di Pan Eropa mulai dari Kamis (22/5/2019) hingga Minggu (26/5/2019).

Berdasarkan hasil yang dirilis Minggu malam waktu setempat, blok ekstrem kanan yang diwakili oleh Partai Nasionalis serta Partai Kebebasan dan Demokrasi Langsung diproyeksikan akan meraih 115 kursi, meningkat drastis dari 78 kursi di pemilu 2014.

Hasil gemilang yang diraih oleh ekstrem kanan semakin tervalidasi dengan kemenangan di tiga negara besar EU yaitu Italia, Perancis, dan Inggris.

Baca juga: Sejarah Terbentuknya Cikal Bakal Uni Eropa 70 Tahun Lalu

Di Italia, partai Lega Nord atau Liga Utara pimpinan Wakil Perdana Menteri Matteo Salvini memperkokoh cengkeraman kekuasaannya dengan kemenangan meyakinkan.

Partai Liga diproyeksikan memenangkan 33,6 persen suara yang ditranslasikan menjadi 28 kursi, unggul jauh dari partai sayap kiri Partai Demokrat yang hanya meraih 23,5 persen atau 14 kursi.

Sementara itu di Inggris, dua partai tradisional, Partai Konservatif dan Partai Buruh dipermalukan oleh Partai Brexit, partai baru yang berumur 5 bulan.

Dipimpin oleh Nigel Farage, tokoh utama di balik kemenangan kubu Leave di Referendum Keanggotaan Inggris di Uni Eropa, Partai Brexit yang dibentuk sebagai wujud protes terhadap tidak kunjung tercapainya Kesepakatan Brexit menang telak dengan raihan 31,7 persen.

Partai Buruh pimpinan Jeremy Corbyn secara mengejutkan hanya berada di posisi ketiga dengan 14,1 persen di belakang Partai Liberal Demokrat yang memperoleh 18,6 persen.

Partai Konservatif yang dipimpin Perdana Menteri Theresa May meraih hasil terburuk dalam sejarah dengan raihan 8,7 persen yang membuat partai berkuasa ini hanya berada di posisi kelima.

Hasil buruk yang diraih oleh kedua partai tradisional merupakan gambaran frustasinya pemilih Inggris terhadap kegagalan kedua partai mencapai kesepakatan Brexit yang molor dari 29 Maret 2019 menjadi 31 Oktober 2019.

Di Perancis, Presiden Emmanuel Macron yang terkenal dengan visinya yang pro Uni Eropa tidak berdaya menghadapi mantan pesaingnya di pilpres 2017 Marine Le Pen. Partai Le Pen, National Rally unggul tipis 1 persen dengan raihan 23,5 persen dari Partai Macron, La République En Marche.

Hasil total dari seluruh 28 negara anggota Uni Eropa menunjukan merosotnya suara yang diraih dua partai tradisionalis, yang selama ini mendominasi parlemen yaitu blok kanan-tengah Partai Rakyat Eropa (EPP) dan blok kiri-tengah Aliansi Progresif Sosialis dan Demokrat (S&D)

Untuk pertama kalinya kombinasi kursi kedua partai tidak akan mencapai mayoritas 376 kursi dari total 751 kursi di parlemen UE. Kedua partai diproyeksikan hanya meraih 329 kursi, masing-masing 179 kursi untuk EPP dan 150 kursi untuk S&D, anjlok dari 412 kursi di pemilu sebelumnya.

Ambruknya dukungan terhadap partai tradisionalis memang sudah diprediksi. Kemarahan warga Eropa terhadap meningkatnya jumlah imigran memicu melesatnya suara partai ekstrem kanan.

Baca juga: Uni Eropa Ucapkan Selamat untuk Jokowi

Memang partai ekstrem kanan gencar mengumandangkan kampanye populis mengecam UE yang dinilai membiarkan imigran masuk begitu saja dengan mudah.

Tidak ketinggalan dengan ideologi nasionalis anti-Uni Eropa yang mereka anut, partai ekstrem kanan juga mengkritik UE yang menurut mereka terlalu mencampuri urusan domestik negara anggota.

Dua kubu lain yaitu blok Liberal dan blok Partai Hijau juga meningkatkan perolehan suaranya. Kedua blok yang cenderung pro-Uni Eropa ini diperkirakan akan berkoalisi dengan blok partai tradisional untuk membendung meningkatnya pengaruh blok ekstrem kanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP,Politico
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com