Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Pertaruhan Dalam Pemilihan Paruh Waktu Filipina

Kompas.com - 24/05/2019, 20:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEKILAS terdengar suara seperti palu memukul-mukul paku—suara dari benturan logam tetapi terdengar ringan. 

Seorang pria dengan tubuh terikat pada sebuah salib seukuran badannya, mengernyit kesakitan saat logam menembus telapak tangannya.

Tak ada darah pada tangannya itu. Seorang pria lain berdiri di dekatnya, berpakaian layaknya pasukan Romawi dengan palu di genggamannya.

Bertepatan saat Jumat Agung, Tim Ceritalah sedang berada di Pampanga, sekitar dua jam perjalanan ke Barat Laut Manila, Filipina.

Daerah ini merupakan kawasan pertanian subur yang juga merupakan jantung dari Pulau Luzon.

Bagi umat Nasrani, khususnya umat Katolik, Minggu Suci – ditujukan untuk memperingati wafat dan kebangkitan Yesus Kristus – merupakan perayaan terbesar dalam kalender liturgi gereja.

Baca juga: Hilang Kesabaran, Duterte Bakal Sewa Kapal untuk Kirim Sampah Kanada

Setiap tahunnya, puluhan orang yang menyesal akan dosa-dosanya–di Filipina dikenal dengan ritual Mandarame–menyerahkan dirinya untuk disalibkan. Seringkali mereka melakukan Mandarame sebagai bentuk penepatan janji.

Di tempat lain, kelompok-kelompok Mamalaspas (kaum flagella–orang yang biasa mencambuk dirinya sebagai penebusan dosa) mencambuki dirinya sembari memeragakan kembali adegan-adegan dari Alkitab, sebagai bentuk penebusan dosa.

Ritual-ritual berdarah ini–yang sebetulnya tidak pernah disetujui Gereja Katolik Roma (80 persen penduduk Filipina merupakan penganut Katolik Roma)–menarik perhatian ribuan penonton.

Tetap saja, inilah Filipina. Segala sesuatu yang duniawi tidak pernah jauh dari hal-hal yang suci.

Sang negara republik berkekuatan 108 juta penduduk ini kini dibanjiri oleh poster-poster dan padatnya kegiatan kampanye, beberapa hari sebelum Pemilihan Paruh Waktu Filipina digelar pada 13 Mei 2019.

Sekitar dua ribuan kursi posisi legislatif yang tak terhitung jumlahnya akan diperebutkan. Dari banyaknya kursi tersebut, pertaruhan paling besar berada di perebutan 12 kursi Senat– setengah dari jumlah Senat di Filipina.

Baca juga: Filipina Berencana Kembali Larang Warganya Bekerja di Kuwait

Walau kedengarannya mungkin biasa saja, namun terdapat pertaruhan yang lebih besar dari yang terlihat di mata publik.

Senator dipilih melalui pemungutan suara secara nasional dan oleh karena itu, mereka bisa menjadi tokoh politik pan-Filipina, dari Batanes di ujung utara hingga Tawi-tawi di selatan Filipina.

Jadi, ketika masyarakat Filipina memberikan suara mereka pada 13 Mei, secara tidak langsung mereka juga akan mengurapi calon pengganti yang potensial atas Presiden Rodrigo Duterte yang kontroversial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com