Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/05/2019, 15:05 WIB

NEW DELHI, KOMPAS.com - Pemerintah India menyatakan mereka telah menewaskan seorang militan top yang sedang dicari-cari dan berhubungan dengan kelompok Al Qaeda.

Zakir Musa, pria yang disebut sebagai "militan paling diburu" ditembak mati oleh militer ketika dia dan pengikutnya terpojok di sebuah rumah di Distrik Tral, Kashmir yang dikuasai India.

Dalam keterangan polisi dikutip AFP, militer yang dibantu polisi anti-terorisme mengepung rumah persembunyian Musa, dan memintanya untuk menyerah.

Baca juga: Ada Ancaman Serangan Teroris, 2 Pangkalan Udara India di Kashmir Siaga

Sebagai balasannya, Musa dilaporkan memberondongkan timah panas serta melemparkan granat ke arah pasukan. Militan 25 tahun itu tewas dalam baku tembak.

Dilaporkan BBC Jumat (24/5/2019), Musa memisahkan diri dari Hizbul Mujahideen, salah satu grup milisi yang menguasai Kashmir, dan mendeklarasikan kesetiaan ke Al Qaeda pada 2017.

Sejak kematian Musa menyebar pada Kamis (23/5/2019), ratusan orang turun ke jalan dan melancarkan protes dan bentrok dengan aparat di banyak tempat, termasuk Srinagar.

Otoritas setempat memblokir layanan internet seantero Lembah Kashmir, dan memberlakukan jam malam di sebagian besar wilayah itu untuk menghentikan protes yang menyebar.

Zakir Musa yang nama aslinya adalah Zakir Rashid Bhat merupakan sekutu dari Burhan Wani, seorang pemimpin militan Kashmir yang dikenal kharismatik.

Media lokal memberitakan tewasnya Zakir Musa merupakan "kemenangan terbesar" bagi militer India sejak terbunuhnya Wani pada 2016 yang juga memunculkan demonstrasi.

Tidak dijelaskan berapa banyak milisi yang masih bertahan di kelompok Ansar Ghazwat-ul-Hind yang didirikannya. Kematian Musa dibenarkan oleh salah satu pejabat militer.

"Dalam Operasi Dadasur (Pulwama), satu teroris terbunuh dan diidentifikasi bernama Zakir Musa. Senjata dan barang lainnya disita. Laporan selesai," ujar pejabat itu.

Kelompok pemberontak, termasuk Hizbul Mujahideen, terus melancarkan serangan dalam beberapa tahun terakhir melawan 500.000 pasukan India yang disebar di Kashmir.

Para pemberontak itu berniat melepaskan diri atau menyatukan diri bersama negara tetangga Pakistan yang juga mengelola bagian Kashmir lainnya sebelum terpisah pada 1947.

New Delhi berulang kali melayangkan tuduhan terhadap Pakistan karena mendukung pemberontakan anti-India yang segera mendapat bantahan dengan beralasan mereka hanya menyokong secara moral.

Baca juga: 9 Terduga Teroris JAD yang Ditangkap, Pernah ke Suriah hingga Disebut Militan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com