Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah USS Savannah, Kapal Uap Pertama yang Lintasi Samudra Atlantik

Kompas.com - 22/05/2019, 19:22 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pembuatan kapal dilakukan dengan tujuan mempermudah transportasi jalur laut. Awalnya, kapal menggunakan layar dan mengandalkan tenaga angin untuk menggerakannya.

Ketika teknik pembuatan kapal layar semakin berkembang, muncul ide untuk membuat kapal uap atau steamer. Kapal ini menggunakan tenaga uap yang menggerakkan baling-baling, sehingga kapal bisa melaju.

Berbeda dengan kapal layar, kapal ini tak mengandalkan kekuatan angin. Dengan demikian, kapan saja kapal ini bisa melaju. Tentu saja ini menyebabkan tantangan baru, yaitu menjelajahi lautan yang luas.

Saat itu, Samudra Atlantik menjadi primadona perjalanan lintas samudra atau benua. Ketika bisa melewati lautan luas itu, maka dengan mudah bisa menghubungkan Eropa dengan Amerika.

Kapal USS Savannah asal Amerika Serikat mencoba melakukan ini. Kapal ini berangkat melewati Samudra Atlantik menuju Liverpool di Inggris pada 22 Mei 1819.

Dilansir dari Britannica, USS Savannah dalam komando Kapten Moses Rogers dalam misi kali ini. Berbekal tenaga uap kapal ini menempuh waktu sekitar satu bulan menuju lokasi tujuan.

Namun, pasokan batu bara dan kayu habis setelah hanya 105 jam berlayar. Akhirnya kapal ini menggunakan layar dan mengandalkan tenaga angin, sehingga sampai di lokasi selama 24 hari.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kapal Berbahan Papirus Arungi Atlantik Menuju Amerika

Pengembangan USS Savannah

Ilustrasi USS Savannahcanacopegdl Ilustrasi USS Savannah

Kapal ini dikembangkan untuk tujuan untuk melayani lautan di Amerika Serikat pada 1800-an.

Mesin kapal ini dibuat oleh perusahaan Allaire Iron Works dari New York. Sedangkan, komponen mesin dan perlengkapan lari lainnya diproduksi oleh Speedwell Ironworks of New Jersey.

Mesin ini memacu kapal dengan kekuatan hampir 90 tenaga kuda. Tak heran, mesin ini terbilang luar biasa pada masanya.

Untuk keperluan uap dan dapur pacunya, maka memerlukan boiler yang cocok dengan desain kapal sepanjang 29 meter ini. Kapten kapal sekaligus pengawasnya, Moses Rogers memilih model boiler dari buatan Daniel Dod.

Boiler ini memiliki diameter 4 meter. Untuk bahan bakarnya, kapal ini mampu membawa 75 ton batu bara dan ratusan kayu untuk sekali jalan.

Karena kapal itu terlalu kecil untuk mengangkut banyak bahan bakar, mesin itu dimaksudkan hanya untuk digunakan dalam cuaca yang tenang. Sementara, layar hanya mampu memberikan tenaga setidaknya 4 knot.

Untuk interior, kapal ini dilengkapi dengan 32 kamar tidur penumpang dengan dua tempat tidur di masing-masing kamar. Tak heran kapal ini terkenal mewah pada masanya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah, Marconi Mengirim Sinyal Radio Pertama Lintasi Atlantik

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com