Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Bisa Didaur Ulang, Malaysia Kembalikan Sampah Plastik ke Negara Maju

Kompas.com - 22/05/2019, 19:17 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber Reuters

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Malaysia akan mengirim kembali sampah plastik yang tidak dapat didaur ulang ke negara-negara maju, tempat asal sampah itu berasal.

Seperti diketahui, Malaysia telah menjadi tujuan alternatif utama untuk sampah plastik setelah China melarang impor limbah tersebut.

Diwartakan Reuters, Selasa (21/5/2019), lusinan pabrik daur ulang muncul di Malaysia dan banyak yang tidak memiliki izin operasional.

Baca juga: Hilang Kesabaran, Duterte Bakal Sewa Kapal untuk Kirim Sampah Kanada

Sementara, penduduk telah mengeluhkan kerusakan lingkungan yang terjadi.

Sebagian besar plastik yang masuk ke Malaysia telah terkontaminasi dan berkualitas rendah sehingga tidak dapat didaur ulang.

Menteri Lingkungan Malaysia Yeo Bee Yin mengatakan, pemerintah telah mulai mengirim kembali sampah tersebut ke negara asalnya.

"Negara maju harus bertanggung jawab atas apa yang mereka kirimkan," katanya.

Dia menuturkan, sejumlah sampah plastik yang dikirim ke Malaysia telah melanggar Konvensi Basel, perjanjian PBB tentang perdagangan limbah plastik.

Malaysia telah mengirim lima kontainer berisi limbah plastik yang diselundupkan ke negara itu dari Spanyol.

Yeo tidak merinci lebih lanjut soal penyelundupan tersebut. Namun, dia menegaskan penyelidikan sedang berlangsung.

Dia mengatakan akan ada lebih banyak lagi limbah plastik yang akan dikirim kembali ke negara asalnya pada pekan depan.

Baca juga: Ayah Raja Malaysia Wafat pada Usia 88 Tahun

Impor limbah plastik Malaysia yang berasal dari 10 negara telah melonjak menjadi 456.000 ton pada Januari-Juli 2018.

AS, Inggris, Jepang, dan Australia merupakan sebagian pengekspor sampah plastik ke Malaysia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com