Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hilang Kesabaran, Duterte Bakal Sewa Kapal untuk Kirim Sampah Kanada

Kompas.com - 22/05/2019, 17:56 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber Reuters

MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte meminta pemerintahannya segera menyewa perusahaan pelayaran swasta untuk mengirim 69 peti kemas berisi sampah ke Kanada.

Dia menegaskan akan meninggalkan kontainer-kontainer itu di wilayah Kanada begitu saja apabila negara itu menolak sampah tersebut.

"Filipina sebagai negara berdaulat yang merdeka tidak boleh diperlakukan sebagai sampah oleh negara asing lainnya," kata juru bicara kepresidenan Filipina Salvador Panelo, seperti diwartakan Reuters, Rabu (22/5/2019).

Baca juga: Istana Filipina: Dirumorkan Masuk Rumah Sakit, Duterte Tertawa

Kanada sebelumnya mengatakan, limbah yang diekspor ke Filipina pada 2013-2014 itu merupakan transaksi komersial yang tidak didukung pemerintah Kanada.

Sejak itu, Kanada telah menawarkan penarikan kembali sampah tersebut dan kedua negara sedang dalam mengatur proses pemindahan.

Namun, Kanada melewatkan tenggat waktu pada 15 Mei 2019 yang ditetapkan Filipina untuk mengambil kembali sampah tersebut.

Kasus sampah ini bahkan mendorong Filipina untuk menarik para diplomatnya dari Kanada pada pekan lalu.

"Jelas, Kanada tidak menganggap serius masalah ini atau pun negara kami," ujar Panelo.

"Rakyat Filipina sangat terhina karena perlakuan Kanada terhadap negara ini sebagai tempat pembuangan," imbuhnya.

Sebelumnya, Filipina juga pernah mengajukan protes diplomatik ke Kanada sejak 2016.

Peti kemas itu diberi label berisi plastik untuk didaur ulang di Filipina.

Baca juga: Filipina Berencana Kembali Larang Warganya Bekerja di Kuwait

Setelah dicek, kontainer tersebut ternyata dipenuhi dengan berbagai sampah, termasuk popok, koran, dan botol air.

Masalah kedua negara tersebut tidak hanya itu, Tahun lalu, Duterte meminta militer membatalkan kesepakatan pembelian 16 helikopter dari Kanada.

Langkah itu diputuskan setelah Kanada menyatakan keprihatinan atas kemungkinan penggunaan helikopter untuk melawan pemberontak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com