Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Jepang Ingin Dunia Menyebut Nama PM dengan Benar, Abe Shinzo...

Kompas.com - 22/05/2019, 12:17 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - William Shakespeare pernah berkata tentang apalah arti sebuah nama. Namun bagi rakyat Jepang, penyebutan nama haruslah tepat.

Di Jepang, nama depan adalah nama keluarga yang kemudian diikuti dengan nama yang diberikan oleh orangtua. Pola seperti itu juga digunakan oleh rakyat China dan Korea.

Laporan CNN, Selasa (21/5/2019), menyebutkan selama hampir 1,5 abad nama-nama orang Jepang telah ditulis sebaliknya dalam bahasa Inggris.

Baca juga: PM Jepang Shinzo Abe Ucapkan Selamat kepada Jokowi

Seperti diketahui, orang Barat mencantumkan nama keluarga pada nama terakhir.

Praktik semacam itu pada akhirnya diadopsi selama Era Meiji sebagai bagian dari upaya globalisasi dan sekarang telah menjadi standar.

Meski demikian, masih ada pengecualian dan banyak nama sejarah masih ditulis dengan nama keluarga terlebih dahulu.

Memasuki era baru, Reiwa, di kekaisaran yang baru, pemerintah Jepang ingin menyelesaikan masalah nama untuk selamanya.

Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono mengatakan, pemerintah berharap ke depan nama Perdana Menteri akan ditulis sebagai Abe Shinzo, seperti layaknya penulisan Presiden China Xi Jinping dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.

"Saya berencana untuk mengeluarkan permintaan ke media intenasional," katanya.

Dia merujuk pada laporan yang dikeluarkan hampir 20 tahun lalu oleh Dewan bahasa Nasional, yang mendesak penerapan formal format Jepang dalam bahasa Inggris.

Laporan itu menyoroti soal penyebutan nama baik di kalangan masyarakat internasional dan orang Jepang sendiri, yang menulis nama keluarga mereka di bagian terakhir.

Pada Era Reiwa sekarang, pemerintah berharap ada kesediaan yang lebih besar untuk berubah.

Baca juga: Lomba Tanpa Plastik Berhadiah Liburan Gratis ke Jepang dan China, Mau?

Japan Today mewartakan, Menteri Pendidikan Jepang Masahiko Shibayama mengatakan kementeriannya juga akan meminta badan pemerintah lainnya untuk menggunakan nama keluarga terlebih dahulu.

Namun, masih ada kekhawatiran dengan perubahan dramatis tersebut.

"Ada banyak faktor yang harus kita pertimbangkan, termasuk konvensi," ujar kepala juru bicara pemerintah, Yoshihide Suga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com