Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Cixi, Permaisuri Kontroversial di China

Kompas.com - 21/05/2019, 20:21 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Cixi yang saat itu dikenal sebagai Selir Yi kemudian bekerja sama dengan Zhen untuk meluncurkan kudeta.

Kedua perempuan tersebut berhasil menggulingkan dewan pengawas, memenjarakan lima dari mereka, mengeksekusi satu orang, dan memerintahkan dua lainnya untuk bunuh diri.

Para pemaisuri janda itu memerintah sampai kaisar cilik menjadi dewasa. Zhen mengubah namanya menjadi Ci'an yang berarti ramah dan tentram.

Sementara, Yi mengganti namanya menjadi Cixi, yang berarti ramah dan gembira.

Pemberontakan

Kaisar Tongzhi yang memerintah dalam bayang-bayang ibunya wafat pada 1875 tanpa meninggalkan ahli waris, jadi Cixi harus memilih pengganti yang tepat.

Menurut adat Manchu, kaisar baru seharusnya berasal dari generasi berikutnya setelah Tongzhi. Tapi tidak ada anak laki-laki.

Cixi memilih putra dari adiknya, Zaitian, yang selanjutnya menjadi Kaisar Guangxu.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Sheila Scott, Pilot Pertama Capai Kutub Utara

Pada April 1881, Permaisuri Ci'an tiba-tiba meninggal pada usia 44 tahun kemungkinan karena stroke. Ketika dia mengambil alih kekuasaan atas namanya sendiri pada usia 19 tahun, Guangxu ingin memodernisasi tentara dan birokrasi.

Kaisar Guangxu sempat ditahan karena mendukung reformis radikal dan berusaha membunuh Cixi.

Pemerintahannya juga diguncang oleh Pemberontakan Boxer di China Utara untuk melawan kolonialisme Barat dan kekuatan Kristen.

Pemberontakan pada 2 November 1899-7 September 1901 itu awalnya didukung Cixi.

Namun, kekalahan pasukan China dengan tentara Sekutu akhirnya menghasilkan penandatangan Protokol Boxer antara Kekaisaran Qing dan Aliansi 8 Negara pada 7 September 1901 di Beijing.

Tahun-tahun terakhir dalam hidupnya, Cixi memulai implementasi reofrmasi kelembagaan dan fiskal yang menandai titik tolak China berubah menjadi monarki konstitusional.

Kematian

Cixi meninggal pada 15 November 1908, sehari setelah kematian Kaisar Guangxu. Sebelum kematian sang kaisar, dia menobatkan Puyi, cucu Yixuan, sang Pangeran Chun sebagai kaisar baru.

Namun pengumuman kematian kaisar menimbulkan rumor bahwa dia telah diracun. Fakta tersebut tak bisa dibuktikan hingga 2008.

Penelitian tersebut mengonfirmasi kaisar telah sengaja diracun dengan arsenik. Laporan itu tidak menjelaskan siapa yang mungkin memerintahkan pembunuhan terhadap kaisar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com