Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/05/2019, 19:50 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CNN

TEHERAN, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyatakan dirinya tidak akan menerima tawaran negosiasi dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Dalam wawancara dengan CNN yang dirilis Selasa (21/5/2019), Zarif berujar AS sudah melakukan "permainan yang sangat berbahaya" dengan mengirim militer ke Timur Tengah.

Baca juga: Jika AS dan Iran Berperang, Ini Perbandingan Militer 2 Negara

Zarif mengkritik Gedung Putih yang mengerahkan kapal induk USS Abraham Lincoln dan pesawat pembom B-52 di Teluk yang disebutnya sebagai area kecil.

"Mengerahkan aset militer ke wilayah kecil yang rentan kecelakaan dan sangat ekstrem membuat AS menampilkan permainan yang sangat berbahaya," kata Zarif.

Dia menuduh Washington yang menarik diri dari JCPOA. Perjanjian nuklir 2015 yang dibuat untuk mengurangi kemampuan nuklir Iran sebagai ganti sanksi dicabut.

"Kami telah bersikap sangat baik. Karena itu, kami tidak akan bersedia berbicara dengan orang yang telah melanggar janji mereka sendiri," kata Zarif.

Awal Mei ini, Trump menuturkan Teheran seharusnya "meneleponnya". Namun pada Minggu (19/5/2019), presiden berusia 72 tahu itu melontarkan retorika semakin keras.

"Jika Iran berniat untuk melancarkan perang, maka itu adalah akhir dari mereka. Karena itu, jangan pernah mengancam Amerika lagi!" kata Trump di Twitter.

Zarif mengatakan, Iran tidak akan bertekuk lutut kepada ancaman tersebut. Menurutnya, Iran tidak akan bersedia untuk berunding di tengah paksaan.

"Satu-satunya cara supaya negosiasi adalah dengan memberikan penghormatan. Bukan dengan ancam-mengancam," terang Zarif dalam wawancara tersebut.

Komentar Zarif keluar setelah kantor berita Tasnim yang mengutip fasilitas nuklir Natanz melaporkan, Iran sudah menggandakan produksi uranium.

Sebelumnya, Iran sudah mengumumkan bakal menarik diri dari sebagian perjanjian JCPOA setelah pada Mei tahun kemarin, Trump memutuskan keluar dari kesepakatan itu.

Baca juga: Ejekan Pembantaian Trump Tak Bakal Akhiri Iran

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com