KOMPAS.com - Perkembangan teknologi aviasi membuat sejumlah perusahaan membuat tantangan untuk para pilot. Perusahaan niaga hingga surat kabar menawarkan hadiah besar untuk pilot yang berhasil melakukan perjalanan solo nonstop melewati Samudra Atlantik.
Selain untuk misi pemetaan jalur penerbangan, keberhasilan ini akan membuat pilot itu menjadi selebritas internasional. Nama pilot itu akan dikenang sejarah.
Rekor perjalanan solo terpecahkan ketika pria asal AS, Charles A Lindbergh berhasil menjalankan misi ini. Selain penerbangan, Lindbergh ternyata juga punya peran dalam bidang antariksa dan kesehatan.
Berikut fakta menarik mengenai Charles Lindbergh, si pioner penerbangan:
Setelah belajar terbang di Nebraska Aircraft Corporation di Lincoln, Lindbergh menghabiskan dua tahun sebagai seorang pilot akrobatik. Dia berkeliling satu tempat ke tempat memeragakan aksi penerbangan.
Dia melakukan aksi berani dan memukau penonton yang menghadiri pertunjukannya.
Lindbergh melakukan terjun payung, dan memutar pesawatnya seketika mematikan mesin pada ketinggian ribuan meter. Walau aksi ini terbilang bahaya, Lindbergh berhasil melakukannya.
Dia berhasil lolos dari kematian ketika menerbangkan pesawat saat melayani pos udara Angkatan Darat AS. Lindbergh juga berhasil selamat ketika terjun payung hampir mengenai baling-baling pesawat.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Penerbangan Pertama Trans-Atlantik dari Timur ke Barat
Sebelum Charles Lindbergh melintasi Samudra Atlantik dari New York ke Paris, puluhan perintis penerbangan lain telah mencoba menyelesaikan penyeberangan ini.
Mereka terbang menggunakan balon udara hingga pesawat monoplane. Kebanyakan dari mereka gagal dalam misi ini.
Akan tetapi, pada 1919 pilot Inggris John Alcock dan Arthur Brown terbang tanpa henti dari Newfoundland ke Irlandia menggunakan biplane Vickers Vimy.
Prestasi utama Lindbergh bukanlah karena ia adalah orang pertama yang melintasi Samudra Atlantik dengan pesawat terbang. Namun, ia melakukannya sendiri tanpa bantuan navigator dan menghubungkan dua kota internasional, New York dan Paris.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Joseph Kittinger Seberangi Samudra Atlantik dengan Balon Udara
Bahaya menerbangkan pesawat melewati Samudra Atlantik adalah saat cuaca berkabut dan kondisi angin yang berembus kencang. Oleh karena itu, kondisi ini mengharuskan Lindbergh tetap terbangun (tak tidur).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.