KOMPAS.com - Selama masa kekuasaan era Victoria di Inggris, seorang perempuan menyerukan kondisi yang lebih baik di penjara.
Berasal dari keluarga kelas menengah, Elizabeth Fry menyoroti kondiis kumuh dan tidak sehat di penjara-penjara Inggris.
Dengan meberikan solusi praktis guna mereformasi penjara, dia mendapatkan dukungan dari Ratu Victoria dan Florence Nightingale.
Elizabeth Fry memainkan peran penting dalam terbitnya undang-undang untuk meningkatkan kondisi di penjara.
Dia lahir dengan nama Elizabeth Gurney pada 21 Mei 1780 di Norwich, Norfolk, dari keluarga Quaker yang terkemuka.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Madame Tussaud, Pencipta Patung Lilin
Quaker merupakan kelompok Kristen Protestan yang muncul pada abad ke-17 di Inggris.
Ayahnya, John Gurney, merupakan seorang bankir dan pengusaha yang menjadi mitra Bank Gurney yang terkenal.
Sementara ibunya, Catherine, adalah anggota keluarga Barclay yang mendirikan Bank Barclays. Sang ibu menjadi figur paling berpengaruh dalam kehidupan Elizabeth.
Catherine terlibat dalam berbagai kegiatan mamal untuk membantu orang miskin di distrik termpat tinggalnya.
Elizabeth Fry was born #onthisday in 1780. As a prison reformer and philanthropist she campaigned for the rights and fair treatment of prisoners. Her portrait also appeared on the reverse of the £5 note pic.twitter.com/Fb3UooJDiF
— British Museum (@britishmuseum) 21 Mei 2018
Elizabeth pun kerap menemani ibunya mengunjungi mereka. Namun duka menyelimuti hidup gadis cilik itu ketika sang ibu meninggal dunia.
Usia Elizabeth waktu itu 12 tahun. Sebagai salah satu gadis tertua dalam keluarganya, Elizabeth berperan aktif dalam membesarkan saudara-saudaranya.
Dia bergabung dengan gerakan tentang hak pilih universal dan berkenal dengan tokoh-tokoh liberal dan reformasi.
Ketika berusia 18 tahun, hidupnya berubah ketika bertemu dengan William Savery, seorang Quaker dari Amerika yang berbicara tentang pentingnya mengatasi kemiskinan dan ketidakadilan.
Dia mengumpulkan pakaian layak pakai untuk diberikan kepada orang miskin, mengunjungi orang sakit, dang mengadakan sekolah Minggu di rumahnya.
Pada usia 20 tahun, dia menikahi Joseph Fry, seorang bankir dan Quaker yang sukses dari Essex.