Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Segala Rencana Perdamaian AS Tanpa Melibatkan Palestina Bakal Gagal"

Kompas.com - 20/05/2019, 18:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Gulf News,AFP

RAMALLAH, KOMPAS.com - Seorang pejabat Palestina mengatakan, rencana perdamaian antara negaranya dan Israel yang digagas oleh Amerika Serikat (AS) bakal gagal.

Juru bicara Presiden Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rdeneh, menyatakannya di tengah rencana konferensi perdamaian Timur Tengah yang bakal digelar di Bahrain bulan depan.

Baca juga: Saat Bendera Palestina Muncul dalam Acara Musik yang Digelar di Israel..

Gedung Putih mengumumkan dalam konferensi yang bakal dihelat 25-26 Juni itu, mereka bakal membahas aspek ekonomi yang bertujuan memberi kemakmuran bagi Palestina.

"Setiap rencana tanpa mempertimbangkan aspirasi politik rakyat Palestina untuk negara berdaulat bakal gagal," ujar Rdeneh seperti diberitakan Gulf News Senin (20/5/2019).

Sementara Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Saeb Erekat berkata negaranya tidak diajak mengobrol tentang konferensi di Manama itu.

"Kami masih belum memberikan mandat kepada semua pihak untuk menegosiasikan apa yang menjadi kebutuhan kami," ujar Erekat seperti diwartakan AFP.

Rakyat Palestina memboikot pemerintahan AS sejak Donald Trump menjadi presiden dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 6 Desember 2017.

Selama ini Palestina sudah berharap Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depan mereka, dan tidak terlalu tertarik dengan rencana perdamaian AS karena dianggap memihak Israel.

Penasihat sekaligus menantu Trump, Jared Kushner, merupakan sosok yang merancang rencana perdamaian tersebut. Dia menuturkan Palestina berhak mendapat kehidupan yang lebih baik.

"Perkembangan ekonomi hanya bisa diraih dengan visi ekonomi yang solid. Momentum hanya akan terjadi jika isu inti politik teratasi," kata Kushner dalam keterangan resmi.

Erekat melanjutkan, Palestina bakal menolak segala upaya normalisasi ekonomi namun masih dalam pendudukan Palestina. Menurut dia, ini bukanlah meningkatkan kehidupan semata.

"Ini tentang peluang Palestina bisa mendapatkan potensi pembangunan yang besar jika berhasil lepas dari pendudukan," demikian keterangan Erekat.

Baca juga: Peringati Hari Nakba, 65 Warga Palestina Terluka Saat Unjuk Rasa di Gaza

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Gulf News,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com