WASHINGTON, KOMPAS.com - Tunangan Jamal Khashoggi, jurnalis Arab Saudi yang tewas dibunuh di konsulat Saudi di Istanbul awal Oktober tahun lalu, mengatakan ingin bertemu dengan Presiden AS Donald Trump.
Hatice Cengiz mengatakan, Trump sempat mengundangnya ke Gedung Putih, tak lama setelah tunangannya dibunuh di Turki, tetapi dia menolak undangan itu.
Dia tidak percaya jika Presiden AS benar-benar berinvestasi dalam menyelidiki kematian tunangannya. Demikian ujarnya kepada media Turki saat itu.
Kini, setelah tujuh bulan berlalu dan Hatice merasa tidak ada perkembangan berarti dalam kasus pembunuhan Khashoggi, Hatice memutuskan ingin bertatap muka dengan sang presiden.
"Kabar pemberitahuan ini sudah dikirimkan ke Gedung Putih, yang menyatakan bahwa saya menerima undangan dari presiden," kata Hatice kepada CNN, Kamis (16/5/2019).
Baca juga: Tunangan Khashoggi: Dunia Masih Belum Melakukan Apa-apa
"Tetapi sebelum saya bisa pergi mengunjunginya, Presiden Trump perlu memperbarui undangannya. Saya ingin bertemu dengannya. Saya ingin memberi tahu dia seperti apa hubungan saya dengan Jamal (Khashoggi) pada saat itu," ujarnya.
Hatice saat ini berada di Washington DC untuk menyampaikan kesaksian di hadapan subkomite Kongres.
Sebelumnya diberitakan, Hatice menilai belum ada tindakan serius yang dilakukan terhadap kasus pembunuhan tunangannya.
Hatice merasa belum ada menghadapi konsekuensi serius atas pembunuhan Khashoggi, yang jenazahnya tidak ditemukan hingga kini.
"Saya tidak bisa memahami, dunia masih belum melakukan apa pun tentang kasus ini," katanya kepada subkomite Luar Negeri DPR AS, seperti diwartakan Reuters.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.