Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korut Alami Kekeringan Terparah dalam 100 Tahun Terakhir

Kompas.com - 17/05/2019, 16:24 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara (Korut) mengalami kekeringan yang paling buruk lebih dari 100 tahun terakhir. Demikian laporan media resmi pemerintah di sana.

Dikutip kantor berita AFP Jumat (17/5/2019), laporan itu terjadi setelah Program Pangan Dunia (WFP) menyatakan "kekhawatiran luar biasa" tentang situasi di negara itu.

Korut yang saat ini mendapat berbagai sanksi dunia karena uji coba rudal dan senjata nuklir dilaporkan kesulitan memberi makan penduduknya, dan mengalami kelangkaan bahan pangan akut.

Baca juga: Alami Panen Terburuk, Korut Pangkas Jatah Makanan Jadi 300 Gram Per Orang

Tahun lalu, PBB mencatatkan Korut mengalami panen terburuk dalam 10 tahun terakhir. Panen mengalami penurunan 500.000 ton karena bencana alam, kurangnya lahan subur, dan pertanian yang tidak efisien.

Hingga Rabu (15/5/2019), harian Rodong Sinmun melaporkan Korut baru mendapat 56,3 milimeter curah hujan maupun salju sepanjang 2019 ini. Terparah sejak 1917.

Harian yang menjadi corong Partai Buruh itu mengemukakan, karena kekeringan itu cadangan air Korut yang berada di danau maupun bendungan mulai menipis.

"Kekeringan yang tengah berlangsung menyebabkan dampak signifikan terhadap budidaya gandum, jagung, kentang, maupun kacang-kacangan," demikian laporan Rodong Sinmun.

Dalam estimasi terakhir, baik WFP maupun Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) membeberkan 10,1 juta jiwa, atau 40 persen total populasi Korut, alami kekurangan makanan.

Ratusan ribu penduduk Korut diyakini tewas akibat wabah kelaparan yang terjadi pada akhir 1990. Sebuah periode yang dikenal sebagai "Masa Sulit" di sana.

Pyongyang berulangkali mendapat kecaman karena lebih memprioritaskan militer daripada menyediakan kebutuhan paling dasar rakyatnya seperti makanan.

Namun tak hanya Korut. Negara tetangga Korea Selatan (Korsel) juga dilaporkan mengalami penurunan curah hujan dalam periode yang sama dengan Pyongyang.

Badan Meteorologi Korsel membeberkan dalam periode yang sama, mereka baru mendapat 157 mm. Turun hingga setengah dibanding 2018 ketika mendapat 364 pada 2018.

"Saat ini, kami mempunyai situasi yang sangat serius di Korut," kata Direktur Eksekutif WFP David Beasley saat berkunjung ke Korsel pada awal pekan ini.

Seoul dilaporkan berencana membantu kesulitan pangan yang dialami Korut. Langkah yang dianggap kontroversial setelah Korut meluncurkan sejumlah proyektil jarak pendek pekan lalu.

Penasihat Keamanan Nasional Korsel Chung Eui-yong berkata, masalah bantuan untuk Korut seharusnya dilihat dari perspektif kemanusiaan, bukan politik.

Sanksi internasional memang tidak melarang terhadap bantuan kemanusiaan. Hanya larangan transaksi perbankan serta larangan bepergian bagi warga AS.

Baca juga: PBB: 1 Juta Rakyat Palestina di Gaza Terancam Kelaparan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com