Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringati Hari Nakba, 65 Warga Palestina Terluka Saat Unjuk Rasa di Gaza

Kompas.com - 16/05/2019, 18:19 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

GAZA CITY, KOMPAS.com - Puluhan warga Palestina dilaporkan terluka ketika melakukan aksi unjuk rasa di Jalur Gaza untuk memperingati Hari Nakba (Malapetaka).

Menurut keterangan Kementerian Kesehatan Gaza dikutip Middle East Eye Rabu (15/5/2019), sebanyak 65 demonstran terluka, dengan 15 di antaranya menderita luka tembak.

Aksi unjuk rasa itu terjadi di tengah peringatan atas pengusiran paksa 750.000 warga Palestina sebelum dan ketika pembentukan Negara Israel pada 1947-1948 silam.

Baca juga: PBB: 1 Juta Rakyat Palestina di Gaza Terancam Kelaparan

Juru bicara militer Israel kepada MEE menuturkan, sebanyak 10.000 orang Palestina ambil bagian dalam "kerusuhan" yang terjadi di wilayah perbatasan.

Dalam pernyataan juru bicara itu, terdapat beberapa upaya dari demonstran untuk menerobos pembatas, dan memaksa aparat Israel untuk "menguraikan kerusuhan".

Aksi protes Hari Nakba pada tahun ini terjadi dua pekan setelah Israel menggelar serangan udara di Gaza dan membunuh sekitar 25 orang Palestina.

Serangan udara itu disebut Tel Aviv sebagai balasan setelah sebelummya kelompok militan di Gaza menembakkan roket ke dalam wilayah Israel, dengan kedua kubu mencapai gencatan senjata pada 6 Mei.

Setiap 15 Mei, orang Palestina di seluruh dunia memperingati Hari Nakba dan mendesak supaya mereka diizinkan kembali ke tanah mereka sebelum diusir.

Selama pembentukan Negara Israel pada 71 tahun silam, sekitar 15.000 warga Palestina tewas dengan hampir 500 desa juga dihancurkan.

Khader Habib, anggota faksi Jihad Islam Palestina kepada Reuters menyerukan supaya setiap orang untuk bangkit dan berjuang guna memperoleh kembali haknya.

"Palestina adalah milik kami. Langit, laut, maupun tanah di sana adalah milik kami. Orang asing di sana haruslah segera diusir," kata Habib di salah satu lokasi demonstrasi.

Tahun lalu, peringatan Nakba terjadi di tengah pemindahan kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) yang semula berlokasi di Tel Aviv ke Yerusalem.

Pemindahan tersebut terjadi setelah Presiden Donald Trump mengumumkan pengakuan bahwa Yerusalem merupakan ibu kota Israel pada 6 Desember 2017 lalu.

Sebagai hasil dari pemindahan itu, sebanyak 40.000 orang Palestina berunjuk rasa di Gaza dengan militer Israel dilaporkan membunuh 60 orang, dan melukai 1.000 lainnya.

Selama bertahun-tahun, Israel selalu menolak adanya permintaan supaya Palestina diizinkan kembali ke wilayahnya meski terdapat Resolusi PBB 194.

Baca juga: Indonesia: Stop Pembangunan Permukiman Ilegal Israel di Palestina!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com