Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Perang Dagang dengan China, Petani Ini Tak Bakal Pilih Trump Lagi

Kompas.com - 16/05/2019, 15:58 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Newsweek

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Larry Angler, seorang petani asal Iowa, mengaku dia memilih Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat pada Pilpres 2016 lalu.

Kini, dia mengatakan tidak akan memilih Trump kembali buntut kerugian ekonomi skala besar yang dia derita setelah Trump terlibat perang dagang dengan China.

Berbicara kepada CNN dikutip Newsweek Rabu 915/5/2019), Angler mengatakan keluarganya bakal menderita kerugian paling tidak 150.000 dollar AS, atau Rp 2,1 miliar.

Baca juga: Ekonomi AS dan China Sama-sama Terpukul akibat Perang Dagang

CNN kemudian bertanya apakah Angler memilih Trump dalam pilpres lalu. "Saya memilihnya! Sekarang, saya tidak akan memilihnya lagi!" paparnya.

Selain Angler, sejumlah petani di Iowa juga mengaku sangat kesal dengan keputusan Trump berperang dagang dengan China. Mereka meragukan cara sang presiden menanganinya.

"Dia (Trump) sebaiknya mulai bergegas dan membuat kesepakatan yang berguna," ujar Greg Beaman. "Sebab dari apa yang saya lihat, negosiasnya tak berjalan baik,' lanjutnya.

Robert Ewoldt menuturkan dia masih bisa mempertahankan pertaniannya setelah bekerja sebagai sopir. Dia berkata menyesal sudah memilih Trump 2016 lalu.

Tensi perdagangan AS dengan China dimulai pada 2018 ketika Trump mematok pungutan hingga miliaran dollar terhadao sejumlah impor dari Beijing.

China pun membalas dengan menargetkan sejumlah komoditi AS dengan pungutan yang baru. Akhir pekan kemarin Gedung Putih mengumumkan adanya penambahan pajak hingga 25 persen.

Buntut dari buntunya perundingan, Trump juga memerintahkan pejabatnya untuk meningkatkan pungutan terhadap impor lain dari China yang mencapai 300 miliar dollar, atau Rp 4.335 triliun.

Pertanian menjadi sektor yang paling terpukul karena selama ini, China membeli keledai maupun produk lain dari para petani AS dalam jumlah besar.

Berupaya melindungi petani dari dampak perang dagang, 2018 lalu Trump meluncurkan program subsidi sebesar 12 miliar dollar AS, atau Rp 173,3 triliun.

Baca juga: Menurut Trump, AS Bisa Menang Perang Dagang dengan China jika....

Presiden dari Partai Republik itu berkata setiap dollar yang dia ambil dari perdagangan dengan China, dia menyatakan bakal memberikannya kepada petani.

Baik ekonom maupun para pejabat Trump, baik yang masih aktif maupun yang sudah mantan, sama-sama memaparkan kalangan pengusaha AS sudah membayar pajak yang Trump maksud.

Dalam wawancara dengan Fox News Sunday, Direktur Dewan Ekonomi Nasional Larry Kudlow mengakui bahwa kegigihan Trump tersebut nyatanya kurang tepat.

"Kedua belah pihak sama-sama bakal menderita jika perang dagang ini terus dilanjutkan," ujar Kudlow kembali.

Baca juga: Perang Dagang Kembali Memanas, China Balas Kebijakan Trump

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com