Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saudi: Serangan "Drone" dan Kapal Ingin Ganggu Pasokan Minyak Dunia

Kompas.com - 16/05/2019, 06:41 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

RIYADH, KOMPAS.com - Pengekspor minyak mentah utama dunia, Arab Saudi, menyatakan serangan terhadap dua kapal tanker dan pipa minyak menargetkan keamanan pasokan minyak mentah global.

Serangan pesawat tanpa awak atau drone yang diklaim pemberontak Yaman Houthi telah memicu penutupan salah satu jaringan pipa utama pada Selasa (14/5/2019).

Sementara, dua kapal tanker Saudi pada Minggu lalu mengalami serangan sabotase di perairan Uni Emirat Arab.

Baca juga: Diserang Drone Bersenjata Houthi, Saudi Tutup Jaringan Pipa Minyak

"Kabinet menegaskan tindakan terorisme dan sabotase ini tidak hanya menargetkan kerajaan tetapi juga keamanan pasokan minyak dunia dan ekonomi global," demikian pernyataan pemerintah, Rabu (15/5/2019).

Diwartakan kantor berita AFP, pernyataan itu dilontarkan pemerintah Saudi setelah menggelar pertemuan yang dipimpin oleh Raja Salman.

Seperti diketahui, dua stasiun pompa minyak telah menjadi target drone pada Selasa pagi.

Dua stasiun itu terletak di East West Pipeline, yang mampu memompa lima juta barel minyak sehari dari Provinsi Timur yang kaya minyak ke pelabuhan di Laut Merah.

Iran telah berulang kali mengancam akan menutup saluran vital pasokan minyak global jika terjadi konfrontasi militer dengan Amerika Serikat.

Kelompok Houthi di Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan pipa, dengan menyebutnya sebagai respons terhadap kejahatan Saudi di sekutunya.

Sementara kapal tanker Saudi Al-Marzoqah dan Amjad mengalami kerusakan signifikan dalam serangan sabotase.

Juru bicara kelompok Houthi, Mohammed Abdulsalam, menyatakan serangan drone tersebut merupakan respons terhadap agresor yang terus melakukan genosida terhadap Yaman.

Baca juga: Dua Stasiun Pompa Minyak Saudi Diserang Drone Bersenjata

"Ada perasi unik lainnya jika para penyerang melanjutkan kejahatan mereka dan memblokade," demikian pernyataan kelompok tersebut.

"Kami mampu melaksanakan operasi unik pada skala yang lebih besar dan lebih luas di jantung negara-negara musuh," lanjutnya.

Saudi dan UEA melakukan intervensi dalam perang Yaman pada Maret 2015.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com