RIYADH, KOMPAS.com - Pengekspor minyak mentah utama dunia, Arab Saudi, menyatakan serangan terhadap dua kapal tanker dan pipa minyak menargetkan keamanan pasokan minyak mentah global.
Serangan pesawat tanpa awak atau drone yang diklaim pemberontak Yaman Houthi telah memicu penutupan salah satu jaringan pipa utama pada Selasa (14/5/2019).
Sementara, dua kapal tanker Saudi pada Minggu lalu mengalami serangan sabotase di perairan Uni Emirat Arab.
Baca juga: Diserang Drone Bersenjata Houthi, Saudi Tutup Jaringan Pipa Minyak
"Kabinet menegaskan tindakan terorisme dan sabotase ini tidak hanya menargetkan kerajaan tetapi juga keamanan pasokan minyak dunia dan ekonomi global," demikian pernyataan pemerintah, Rabu (15/5/2019).
Diwartakan kantor berita AFP, pernyataan itu dilontarkan pemerintah Saudi setelah menggelar pertemuan yang dipimpin oleh Raja Salman.
Seperti diketahui, dua stasiun pompa minyak telah menjadi target drone pada Selasa pagi.
Dua stasiun itu terletak di East West Pipeline, yang mampu memompa lima juta barel minyak sehari dari Provinsi Timur yang kaya minyak ke pelabuhan di Laut Merah.
Iran telah berulang kali mengancam akan menutup saluran vital pasokan minyak global jika terjadi konfrontasi militer dengan Amerika Serikat.
Kelompok Houthi di Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan pipa, dengan menyebutnya sebagai respons terhadap kejahatan Saudi di sekutunya.
Sementara kapal tanker Saudi Al-Marzoqah dan Amjad mengalami kerusakan signifikan dalam serangan sabotase.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.