Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota San Francisco Larang Polisi Pakai Teknologi Pengenal Wajah

Kompas.com - 15/05/2019, 10:49 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

SAN FRANCISCO, KOMPAS.com - San Francisco menjadi kota pertama di AS yang melarang penggunaan teknologi pengenal wajah oleh polisi atau lembaga pemerintah lainnya.

Diwartakan AFP, larangan tersebut merupakan bagian dari pengaturan undang-undang dan kebijakan audit untuk sistem pengawasan.

"Kecenderungan teknologi pengenal wajah membahayakan hak dan kebebasan warga sipil," demikian bunyi UU yang disahkan pada Selasa (14/5/2019).

Baca juga: Jendela Gedung Tertinggi di San Francisco Dilaporkan Retak

Dalam UU itu disebutkan, adalah melanggar hukum bagi departemen mana pun untuk menggunakan Face Recognition Technology atau mengakses informasi apa pun dari teknologi tersebut.

Meski demikian, larangan itu tidak termasuk di bandara atau fasilitas lain yang diatur pemerintah federal.

Kekhawatiran tentang teknologi pengenal wajah, termasuk bahaya orang tidak bersalah secara keliru diidentifikasi sebagai pelaku kejahatan.

Selain itu, sistem tersebut dapat melanggar privasi dalam kehidupan sehari-hari.

Namun para pendukung penggunaan teknologi itu menyebut, sistem pengena wajah bisa membantu polisi melawan kejahatan dan menjaga jalanan tetap aman.

Teknologi ini diklaim telah membantu polisi menangkap penjahat berbahaya, tetapi juga dikritik karena kesalahan identifikasi.

"Pengenalan wajah dapat digunakan untuk pengawasan umum dalam kombinasi dengan kamera video publik," American Civil Liberties Union.

"Teknologi itu dapat digunakan secara pasif yang tidak memerlukan pengetahuan, persetujuan, atau partisipasi dari subjek," lanjutnya.

"Bahaya terbesar adalah teknologi ini akan digunakan untuk sistem pengawasan umum yang mencurigakan," imbuhnya.

Seperti diketahui, teknologi pengenal wajag telah dipakai oleh otoritas China secara luas.

Pihak berwenang China memakai sistem teknologi itu untuk melacak minoritas Muslim Uighur di seluruh negeri.

Beijing telah menuai kecaman luas atas perlakuannya terhadap warga Uighur di wilayah barat laut Xinjiang.

Di wilayah tersebut, terdapat 1 juta anggota kelompok minoritas yang berbahasa Turki telah ditahan di kamp-kamp.

Baca juga: Bendera Merah Putih Berkibar di Balai Kota San Francisco

New York Times menyebut, teknologi pengenalan wajah terintegrasi ke dalam jaringan besar kamera pengintai China.

Sistem tersebut telah diprogram untuk mencari secara eksklusif untuk komunitas Uighur berdasarkan penampilan mereka dan menyimpan catatan pergerakan mereka di seluruh China.

Hal itu yang dianggap sebagai contoh pertama dari pemerintah yang secara sengaja menggunakan AI atau kecerdasan buatan untuk menciptakan profil ras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com